Rabu, 08 Maret 2017

SAHABAT NABI YANG HIDUP DI ABAD 20 (IMAM TAQIYUDDIN AN-NABHANI)

Di antara kemampuan intelektual dan akademik al-'Allamah al-Qadhi Taqiyuddin al-Nabhani -rahimahullah- (w. 1977), bi fadhliLlahi Ta'ala, yang sudah semestinya memotivasi para syabab:

• Syaikh Taqiyuddin telah dikaruniai hapalan Eidetic yang membuat beliau bisa mengingat kembali semua yang beliau inginkan, dengan sekali membaca buku.

• Putra beliau, Syaikh Ibrahim an-Nabhani berkata, “... Hafalan beliau yang luar biasa membuat beliau sanggup menghapal banyak hal.”

• Al-Soori berkata, “... Ingatan yang sangat luar biasa yang tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata...”

• Kebanyakan buku-buku beliau dikarang/ditulis dari ingatan beliau tanpa satu pun rujukan di tangan.

• Syaikh Sabri al-Aroori berkata, “Kebanyakan buku beliau telah dihasilkan dengan rujukan yang sedikit.”

• Putra beliau, Syaikh Ibrahim berkata, “Beliau pernah menghafal segala-galanya (dan menggunakan itu).”

• Jumlah fatwa, Soal-Jawab, dan analisis yang beliau keluarkan mencapai ribuan.

• Syaikh Sabri al-Arouri meriwayatkan, Syaikh Taqiyuddin mengarang “Mafahim Hizbut Tahrir” dari ingatannya.

• Putra beliau, Syaikh Ibrahim meriwayatkan, “... Saya tidak akan sampai separo halaman, sampai saya diberi halaman berikutnya..."

• Syaikh Sabri al-Aroori meriwayatkan, “... Beliau menulis selama dua jam tanpa henti untuk menulis kitab Mafahim Hizbut Tahrir itu...”

• Kitab Syakhsiyyah Islamiyyah Juz III, karya beliau ditulis hanya dalam waktu 3 hari.

Al-’Allamah Prof. Muhammad Mutawalli asy-Sya’rawi memberikan pengakuan:

• “Beliau adalah seorang sahabat [Nabi] dari zaman yang berbeda ...”

• “Informasi ini tidak mengherankan, karena kami pernah belajar di Universitas al-Azhar pada masa itu... “

• “Beliau banyak diam, tetapi ketika beliau bercakap, bicaranya adalah mutiara; hujah yang kuat, meyakinkan, tegar pada pendapat yang beliau yakini.”

Suatu ketika, Syaikh Ahmad Da’oor berkata:

• “Kami telah mencari ulama dalam bahasa Arab, dan yang lain dalam Usul, dan yang lain dalam fiqh atau politik atau di seluruh bidang ilmu yang berbeda, tetapi mempunyai seorang yang merangkumi semua itu sekaligus mengetahui realitas politik.., kita tidak menemukan yang lain seperti Abu Ibrahim (Syaikh Taqiuddin) yang merangkumi semua itu.”

Syaikh Sayyid Sabiq:

• “... Beliau berkata dan banyak memuji kecerdasannya, dan mengatakan, bahwa beliau mengunjunginya di Palestina setelah tahun 40-an, ketika Syaikh Taqiuddin menjadi Qadhi ...”

• “... Bagi Syaikh Sayid Saabiq, beliau memuji Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani sebagai orang yang jenius, yang mahir dan banyak mengambil perhatian tentang Islam ketika beliau menyedarinya hanya 5 tahun sebelum beliau mendirikan HT itu.”

Bersambung.. (info lengkapnya akan disebarkan jika sudah lengkap data biografi beliau -rahimahullah- yang sedang disusun salah seorang guru)
بفضل الله تعالى

(Ust. Irvan Abu Naveed)

SYEKH TAQIYUDDIN AN-NABHANI itu tidak butuh pengakuan manusia.

Kalau ada Pemikir terhebat di Abad 20 yg bisa mengIslamkan seorang gembong Komunis dalam sekali pembicaraan, maka dialah Imam Taqiyuddin an-Nabhani.

Dan kalau ada pemikiran yang dapat menjatuhkan secara mutlak pemikiran Liberal-Sekularisme, maka itu adalah pemikiran Imam Taqiyuddin an-Nabhani.

Siapa ulama di masanya yang pernah menggugurkan pendapat Imam Taqiyuddin an-Nabhani..? TIDAK ADA. Kecuali mereka justru menjadi pengikut beliau.

Dan ulama mana yang pernah ditawari agar meminta harta dengan jumlah berapa saja dan siap diberikan padanya asal ia mau meninggalkan dakwahnya oleh Kerajaan Inggris..? Tidak ada selain Imam Taqiyuddin an-Nabhani.

Kalau Imam Taqiyuddin an-Nabhani belum menjadi rujukan bagi sebagian para intelektual, bukan karena beliaunya tidak ahli, tapi karena kaum Intelektual itu yang tidak mampu mengemban pemikiran sekelas an-Nabhani.

Tidak ada sejarah cacat Imam an-Nabhani kecuali ia dimusuhi oleh orang2 yang tak mampu menandingi pemikiran beliau.

Musuh memburunya hingga ia dipenjarakan. Dan ia ingin dibunuh padahal telah masuk di dalam penjara.

Saya hanya mengagumi seorang Pemikir yang menjadi buronan para musuh yang tidak ingin Islam bangkit, dan saya tidak akan pernah membanggakan seorang pemikir yang berwajah manis di hadapan musuh dan para penguasa tirani.