Kamis, 05 Januari 2017

STATUS YANG BELUM TER-UPLOAD

pacaran itu sesuatu yang tabu | itu setahuku dulu
yang melakukan juga begitu malu | ketika diri mereka di tahu
itu juga penyebab mereka malu | makanya tak memberi tahu
pacaran juga tak mau jauh | dilakukan di rumah sang ratu
di hadapan adik2 si ratu | yang berlarian tak menahu
kadang di hadapan ayah sang ratu | bercerita sampai tak tahu waktu
yang pria tak mau tahu | berharap menjadi menantu
pacaran yang ku tahu ketika itu | masih adanya perasaan malu
yang tak di umumin tuk di tahu | karena tingginya budaya malu
yang di lakuin hanya bercerita gitu | tak sampai merusak kehormatan si ratu
itu sedikit kesimpulanku | pengetahuan tentang pacaran dulu
yang cukup baik menurut ku | yang hampir sama dgn ta'aruf gitu

***
pacaran saat ini lumrah gitu | karena banyak yang lakuin itu
koridor agama tak mau tahu | yang diikuti hanya hawa nafsu
padahal sang hewan juga begitu | karena tak ada aturan yang di patuh
yang pacaran seakan telah hilang rasa malu | padahal banyak yang tahu
yang dilakuin juga udah sangat jauh | bahkan kehormatan yang di tuju
tempatnya juga tak begitu jauh | dan pilihnya yang remang2 gitu
tak sadar mengikuti nafsu yang memburu | di bawah arahan syaithon yang setuju
pacaran sampai tak tahu waktu | entah apa yang dilaku

catatan :
bagi mereka yang masih menjomblo karena allah | kita berdoa semoga allah memberi kekuatan dalam ke istiqomahan | sampai datang di waktu | sang pangeran yang datang dari jauh | tuk meminang sang ratu | dengan ke ridhoan allah yang di tuju | membangun keluarga baru | di tahun masehi yang baru
***
 

Prof. Fahmi Amhar, "DARI TEKNIS KE IDEOLOGIS: BANJIR"

Kalau banjir itu cuma insidental, maka itu persoalan teknis belaka. Tetapi kalau banjir itu selalu terjadi, berulang, dan makin lama makin parah, maka itu pasti persoalan sistemik. Kalau banjir sistemik itu dapat selesai dengan bendungan baru, pompa baru, kanal baru dll, maka itu sistem-teknis.
Namun kalau itu menyangkut tata ruang yang tidak dipatuhi, kemiskinan yang mendorong orang menempati sempadan sungai, keserakahan yang membuat daerah hulu digunduli, sistem anggaran yang tidak adaptable untuk atasi bencana, pejabat yang tidak kompeten & abai mengawasi semua infrastruktur, dsb., maka itu sudah terkait dengan sistem-non teknis.
Sistem non teknis kalau saling terkait dan berhulu pada pemikiran mendasar bahwa semua ini agar diserahkan kepada mekanisme pasar & proses demokratis, maka persoalannya sudah ideologis.
Mekanisme pasar berarti membiarkan semuanya pada hukum permintaan dan penawaran. Misalnya, kepemilikan tanah sepenuhnya tergantung pasar. Akibatnya, banyak orang yang tadinya punya empang, akhirnya empangnya dijual karena perlu uang, dan oleh pembelinya, empangnya dikeringkan karena lebih menguntungkan untuk bikin real estate.
Demokratis artinya, semua peraturan diserahkan pada "kehendak rakyat", yang seringnya rakyat hanya legitimasi saja, karena opini sudah dibentuk, dan wakil-wakil rakyat lebih mewakili kepentingannya sendiri. Proses demokratis juga membuat para politisi hanya berpikir 5 tahun ke depan. Masih mending kalau itu buat memikirkan rakyat dalam pembangunan yang berkelanjutan, kadang hanya memikirkan bagaimana agar "balik modal", dan bagaimana nanti bisa terpilih lagi.
Kalau benar masalahnya ideologis, maka benar bahwa usaha tuntas mengatasi banjir itu adalah mengganti ideologi itu dengan Islam.
Dan sebuah negara yang ideologinya Islam, disebut Khilafah.

BAGAIMANA CARA MEMBAHAGIAKAN KEDUA ORANG TUA...?

Assalam 'Alaikum Warahmatullah...
Ka'..Bgmn crax kt membhagiakan ortu di umur kt yg skrg. Kan z it blum bsa membhgiakn dgn materi. Bgmn crax...?

Jawab :
Memberi kebahagian itu tidak semata materi. bahkan ia hanya akan mengakibatkan kekeringan hati. karena jika bahagia mesti terukur dengan materi. maka yang berhak bahagia adalah hanya orang yang bergelimang materi. dan masyarakat jepang mungkin layak menjadi contoh saat ini. tapi faktanya apa yang terjadi, justru kita dihadapkan dengan masyarakat yang hampir tiap hari melakukan bunuh diri. dan salah satu motifnya adalah karena tak ada kebahagiaan yang mereka raih. itu di JEPANG. salah satu contohnya seorang Profesor yang menjadi Guru dari seorang Doktor Alumni Jepang. DR. Nopriadi Hermani dari Yogyakarta.

Sang Guru mengatakan padanya bahwa ia tak bahagia, padahal dalam pandangan mata ia miliki harta yang melimpah, gaji tinggi luar biasa, milik anak dan istri yang cantik jelita. tapi tetap ia mengatakan "AKU TAK BAHAGIA".
Itu salah satu contoh bahwa BAHAGIA bukan dari materi yang melimpah. lalu aku memberi saran padanya.

Taati perintah mereka jika itu hal yang diperintahkan oleh Allah, jangan tinggalkan shalat, seringlah baca qur'an. Jika kamu dipanggil tapi sedang belajar, sedang smsan, sedang telponan atau sedang baca qur'an. maka segera tinggalkan semua pekerjaan yang engkau lakukan. dan bersegeralah penuhi panggilan mereka. . insya Allah mereka akan merasa bersyukur pada Allah karena memiliki anak seperti mu.

Kebahagiaan orang tua itu tidak akan pernah engkau capai dengan bongkahan emas berlian. tapi engkau kan capai dengan ketaatan. itulah kebahagiaan hakiki bagi mereka yang takkkan pernah hilang. Wallahu a'lam....

Bagi yang miliki masalah, boleh dilayangkan pada kami. mungkin bisa saling berbagi tentang solusi yang Islami. because, ISLAM IS THE ONLY SOLUTION.

Diasuh oleh, Salam el Fath

SETAN TERTAWA namun AKAN MENANGIS

Ada perbedaan yang sangat mencolok dan terang seterang matahari antara seorang pemimpin yang dihasilkan dari SISTEM DEMOKRASI dengan seorang pemimpin yang dihasilkan dari SISTEM NEGARA KHILAFAH.
WHAT....???
Kalau pemimpin yang dihasilkan dalam DEMOKRASI, yang paling sering terjadi adalah selalu berupaya menjadikan umat manusia untuk berperangai melebihi perbuatan hewan melata sekalipun. Contoh, Bolehnya seorang pria menikahi pria dan seorang wanita ingin menghamili wanita.
SETAN tertawa di dalam SISTEM yang dibuatnya. Itulah DEMOKRASI.
Namun beda halnya jika itu seorang pemimpin yang dihasilkan dalam negara KHILAFAH ISLAMI. yang akan paling sering kita temui adalah ia terus berupaya untuk meninggikan derajat manusia dengan ISLAM yang mulia. Contoh, menghilangkan berbagai macam penyebab kerusakan kepada manusia seperti menghukum pembuat Miras, menghukum yg berzina, mewajibkan menutup aurat, menjamin kesehatan, pendidikan, dan keamanan masyarakat serta mencegah terjadinya perampokan tambang2 milik negara.
Dan SETANPUN akan menangis banting2 kaki karena sulitnya menghewankan manusia.

SEJARAH KETUPAT

Adalah Sunan Kalijaga yang pertama kali memperkenalkan pada masyarakat Jawa.
Sunan Kalijaga membudayakan 2 kali BAKDA, yaitu bakda Lebaran dan bakda Kupat yang dimulai seminggu sesudah Lebaran.
Arti Kata Ketupat.
Dalam filosofi Jawa, ketupat memiliki makna khusus. Ketupat atau KUPAT merupakan kependekan dari Ngaku Lepat dan Laku Papat.
Ngaku lepat artinya mengakui kesalahan.
Laku papat artinya empat tindakan.
Ngaku Lepat.
Tradisi sungkeman menjadi implementasi ngaku lepat (mengakui kesalahan) bagi orang jawa.
Sungkeman mengajarkan pentingnya menghormati orang tua, bersikap rendah hati, memohon keikhlasan dan ampunan dari orang lain.
Laku Papat.
1. Lebaran.
2. Luberan.
3. Leburan.
4. Laburan.
Lebaran.
Sudah usai, menandakan berakhirnya waktu puasa.
Luberan.
Meluber atau melimpah, ajakan bersedekah untuk kaum miskin.
Pengeluaran zakat fitrah.
Leburan.
Sudah habis dan lebur. Maksudnya dosa dan kesalahan akan melebur habis karena setiap umat islam dituntut untuk saling memaafkan satu sama lain.
Laburan.
Berasal dari kata labur, dengan kapur yang biasa digunakan untuk penjernih air maupun pemutih dinding.
Maksudnya supaya manusia selalu menjaga kesucian lahir dan batinnya.
FILOSOFI KUPAT - LEPET
KUPAT
Kenapa mesti dibungkus janur?
Janur, diambil dari bahasa Arab " Ja'a nur " (telah datang cahaya).
Bentuk fisik kupat yang segi empat ibarat hati manusia.
Saat orang sudah mengakui kesalahannya maka hatinya seperti kupat yang dibelah, pasti isinya putih bersih, hati yang tanpa iri dan dengki.
Kenapa? karena hatinya sudah dibungkus cahaya (ja'a nur).
LEPET
Lepet = silep kang rapet.
Mangga dipun silep ingkang rapet, mari kita kubur/tutup yang rapat.
Jadi setelah ngaku lepat, meminta maaf, menutup kesalahan yang sudah dimaafkan, jangan diulang lagi, agar persaudaraan semakin erat seperti lengketnya ketan dalam lepet..

Rabu, 04 Januari 2017

"MAHASISWA MULIA"

Yang namanya PEMUDA, kalau ngga' KULIAH itu mah BIASA
Yang namanya MAHASISWA, kalau ngga' baca BUKU itu MUSIBAH
Udah baca BUKU tapi ngga' berORGANISASI, itu juga PARAH
Udah berORGANISASI tapi kalau ngga' paham ISLAM, itu teh MALAPETAKA.
Kalau hanya untuk senang-senang doang, nonton TOM and JERRY pun bisa
Kalau hanya untuk senang-senang doang, Om Telolet Om juga bisa
Kalau hanya untuk senang-senang doang, Koruptor pun juga bisa
Tapi SENANG, BAHAGIA, TENANG, PINTAR, CERDAS, di HORMATI, di HARGAI, di JEMPOLI, di RINDUI, dan DI DI DI DI lainnya.
Itu bisa terjadi kalau kamu MAHASISWA, GEMAR MEMBACA, berORGANISASI, dan PAHAM ISLAM. maka semua kebaikan di atas itu akan terkafer dalam SATU kalimat INDAH. yakni "MAHASISWA MULIA"

Kalau masih kurang, MONGGO di tambahkan...
Status 05/01/15.

Selasa, 03 Januari 2017

MENGAPA AKU TIDAK PACARAN..?

Banyak yang bertanya padaku, kenapa tidak mau pacaran..?? Jawabku, Aku ga' mau pacaran, langsung mau nikah ajha..

Mungkin banyak yang bingung, mendengar jawaban demikian. Karena mereka sering berkata, waduh, bagaimana bisa nikah, pacaran ajha ngga'...?

Jawabku, orang yg pacaran biasanya bukan untuk nikah, tp mencari mangsa. Mungkin pacaran bisa menjadi proses untuk nikah, tetapi biasanya menikah karena telah zina

Banyak yang bilang bahwa pacaran untuk saling mengenal.
Jika benar, maka tak ada perpisahan bagi mereka yang pacaran tahunan

Pacaran sering menjadi jalan bagi mereka yang lajang, dan pacaran juga menjadi jalan untuk hilangkan masa lajang

Kata ust Felix " Tidak selamanya orang yang pacaran itu berzina, tetapi perzinahan itu selalu diawali dari yang namanya pacaran"

Selain itu, pacaran bagiku hanya dilakukan oleh mereka yang belum paham Islam. Dan kenyataannya banyak yang berpacaran kemudian hilang kehormatan

Banyak yang menyandang "pasangan kekasih", tetapi bagiku banyak dari mereka yang harus dikasihani

Banyak yang tidak ingin dibilang katrok, lalu menganggap pacaran adalah jalan yang cocok

Alasannya ingin diperhatiin, kemudian jadikan pacaran sebagai solusi. Dan banyak yang bilang cocok karena menyenangkan, tapi hati-hati di akhirat kena bacok karena mendatangkan kemurkaan.

KUMPULAN PUISI

BERHARAP
Hujan mulai turun, sedang pikiran ingin membangun
Inginkan hati terus dituntun, oleh kehadirat allah sang penuntun
Di tengah umat yang rusak bertahun, akibat demokrasi sang penyamun
Gerakkan hati tetap tertuntun, oleh ajaran Islam yang menuntun
Dakwahkan syariah yang tersusun, dalam negara khilafah yang menaung
Agar tegak umat yang santun, melanjutkan kehidupan Islam yang terbangun

***
BARU
Masih banyak yg rayain tahun baru, bicara apapun dihiasi dengan kata "baru"
Banyak juga yang beli baju baru, dengan alasan penampilan baru
Ada juga wajah baru, karena telah cukur rambut
Mereka inginkan serba baru, juga inginkan kehidupan yg baru
Diriku juga inginkan yang baru, menggali hukum-hukum untuk perkara baru
Perjuangkan sistem yang baru, dari pemikiran sang pembaharu
Membawa umat untuk menjalani kehidupan baru, dalam naungan khilafah yg terbaru

***
MENGHANCURKAN DEMOKRASI
Ada yang bilang sedih maunya sendiri, tapi ketika sendiri malah sedih
Entah apa yang mempersulit diri, rasa marah semakin menjadi
Ingin rasanya menyendiri, menghilangkan rasa galau yang menyelimuti
 

Entah apa mau di cari, agar dapat puaskan hati
Inginkan orang menghargai diri, namun lisan terus mencaci
Banyak nikmat yang telah diberi, tapi hati belum mensyukuri
Banyak perestasi yang telah diraih, namun belum mampu puaskan hati


Nafsu syahwati yang menyelimuti, akibat kehidupan yg disekularisasi
Banyak hati yg tersakiti, akibat penerapan sistem demokrasi
Maka saatnya tinggalkan demokrasi, untuk kebahagiaan yang hakiki
Menerapkan syariah yang ditunjuki, oleh sang pencipta sejati
Itulah obat bagi diri, tuk hilang penyakit galau yang menyelimuti
Maka ku serukan pada pemuda - pemudi, untuk menghancurkan sistem demokrasi
 

***
 

APA SIH MAUNYA INDONESIA...?

Gas LPG makin mahal dan makin langka, rakyat makin sengsara...
Pemerintah sudah tidak menjadi pelayan rakyat, tapi sudah menjadi pemalak rakyat...
Tugas melayani kesehatan rakyat, malah diganti dengan menarik asuransi BPJS pada rakyat..
Rupiah semakin jeblok, SDA semakin terkuras untuk menyelamatkan rupiah...
Korporasi asing berpesta pora, rakyat semakin meregang nyawa untuk mempertahankan hidupnya...
Rakyat mayoritas Islam, tetapi malah menolak syariat Islam untuk menjadi solusinya...
Katanya ingin lepas dari penjajahan asing, tetapi malah selalu membebek pada asing...
Katanya yakin pada Allah, tetapi tidak suka kalau syariat Allah diterapkan untuk mengatur negara..
Setiap hari berdoa pada Allah untuk minta pertolongan, tapi malah menolak solusi syariat yang diberikan Allah sebagai bentuk riil dari pertolongan-Nya..
Meyakini Allah Maha Tahu, tetapi menganggap Syariat Allah tidak cocok untuk mengatur Indonesia..
Mengakui dirinya lemah di hadapan Allah, tetapi selalu merasa lebih hebat dari Allah dalam membuat aturan negara..
Mengakui Islam itu sempurna dan paripurna, tetapi tidak boleh untuk mengatur negara...
Mengakui sesama muslim itu bersaudara, tetapi malah memusuhi sesama muslim yang ingin memperjuangkan Syariat - Nya...
Mengakui Allah Maha Kaya, tetapi lebih suka meminta tolong pada Amerika untuk menyelesaikan masalahnya...
Mengakui Alquran itu mukjizat, tetapi ketika negara menghadapi masalah, Alquran malah ditutup rapat...
Katanya ingin masuk surganya Allah, tetapi malah sangat takut dengan Syariat Allah...
Katanya ingin Indonesia mendapat barokah dari Allah, tetapi mengapa malah menolak syariat dari Allah..?
Katanya menjadi orang Islam itu harus kaffah, tetapi mengapa malah menolak syariat Islam untuk diterapkan secara kaffah..?
Katanya mengingkari Alquran itu bisa menyebabkan kafir, tetapi mengapa penerapan Alquran untuk negara itu diingkari..?
Katanya Alquran diturunkan untuk mengatur manusia, tetapi mengapa ingin menerapkan Alquran malah menjadi musuh negara..?
Katanya menyimpang dari Alquran bisa masuk neraka, tetapi mengapa ketika negara menyimpang dari Alquran tetap diam saja..?
Katanya sayang pada sesama manusia, tetapi mengapa malah memusuhi orang yang ingin menyelamatkan dari neraka-Nya..?
Lantas, terhadap ini semua, apa sih maunya Indonesia...?
by: Dr. Dwi Condro Triono, M.Ag

BAHAYA FITNAH SYIAH YANG SEMAKIN CANGGIH

Cara Syiah dalam menarik dukungan umat Islam adalah dengan menjelek-jelekkan Wahabi. Hal ini diharapkan agar orang-orang yang membenci Wahabi mendukung Syiah.

Selain itu, mereka selalu membanding-bandingkan Iran vs Saudi. Lalu menyampaikan keburukan Saudi dan meninggikan Iran.

Kaum Syiah mengatakan bahwa Saudi bekerja sama dengan ISIS, Amerika, dan Teroris untuk menggulingkan penguasa Suriah, Irak, dan Yaman. Sedangkan Syiah mengklaim atau mengaku bahwa Iran menyelamatkan kaum Muslimin di Irak, Yaman, dan Suriah.

LUAR BIASA KAN STRATEGI KAUM SYIAH. LUAR BIASA MANTAP UNTUK MENGELABUI UMAT ISLAM DI NEGERI INI.

INGATLAH....
Syiah dan Wahabi sama saja.
Syiah adalah kelompok pendusta sejak zaman Rasul dan para sahabat hingga kini. Sedangkan Wahabi adalah kelompok yang bekerja sama dengan Inggris dalam meruntuhkan ke-Khilafahan Islam di Turki. Dan mereka sampai hari ini adalah kelompok yang suka mengkafirkan Umat Islam.

Iran dan Saudi juga sama.
Iran adalah negara yang menjadikan Syiah sebagai sandaran politik dan pemikirannya. Sedangkan Saudi adalah negara yang menjadikan Wahabi sebagai mazhab negaranya.

Intinya, keduanya sama-sama kelompok yang telah berkhianat kepada Islam dan kaum Muslimin.

Dan seburuk-buruknya Saudi, paling buruk Iran dan Syiahnya. Mereka inilah yang telah bekerja sama dengan Rusia untuk membunuh kaum Muslimin di Aleppo, Suriah bulan lalu.

Inilah cara mudah mengenali bahwa seseorang itu Syiah atau Bukan. GAMPANGKAN....?

Maka berhati-hatilah. Fitnah semakin merajalela.
#SilahkanDishare

Senin, 02 Januari 2017

" KELUARGA TAPI SALING MENCARI ALASAN"

Akan datang suatu masa dimana manusia akan saling menyalahkan. Anak menuntut ibu, ibu menuntut ayah, ayah menyalahkan ibu, ibu menyalahkan anak. Mereka semua akan saling menuntut demi selamat dari azab akhirat. Ketika ALLAH bertanya kepada anak jika tidak shalat.
Mengapa kamu tidak mendirikan shalat..?
 
Lalu sang anak serta merta akan menunjuk kedua orang tuanya karena mereka tidak pernah mengajari shalat. dan sang ibu menunjuk ayah dan ayah ngotot menyalahkan ibu. Ketiganya saling mencari alasan agar tidak di azab. 

Ketika ALLAH bertanya kepada Anak dan Istri yg tidak menutup aurat.
Mengapa kamu tidak menutup aurat semasa di dunia...??

Lalu serta merta istri dan anak akan menunjuk pada ayah sebab ia tidak pernah menyuruh mereka untuk menutup aurat. Dan semuanya saling mencari alasan agar tidak terkena azab. Dan masih banyak lagi. Kecuali mereka yg saling mengingatkan untuk taat.

"INSPIRASI HALAQOH"

Dia mau ngisi halqoh sore ini di kampus/UHO. Dari rumah ia telah melihat mendung. Namun ia tetap pergi sebab hujan belum turun. Baru di pertengahan antara rumah dan kampus. Ternyata hujan telah mengguyur, pakaiannya pun mulai basah dan rasa dingin mulai menembus tulang sum-sum. Ia tetap berjalan dan berharap hujan akan segera berhenti di depan. Benarlah apa yang ia harapkan. Hujan pun merintik walau belum sepenuhnya berhenti untuk membasahi bumi yg kehausan. Sampailah ia di tempat tujuan. Menanti hadirnya para binaan. Sembari menanti datangnya binaan. Ia mencoba untuk kembali mengingatkan, bahwa sore ini mereka miliki aqod untuk ikut kajian atau perhalaqohan.

Datanglah sms dari binaan, bahwa hari ini ada 2 org tak bisa menghadiri pengajian tersebab halangan. Tinggallah 2 org yg sedang dinantikan. Namun telah berlalu 30 menit mereka belum jg datang. Mungkin sebab hujan yg belum jg berhenti untuk memberi minum pada bumi yg sedang kehausan. Dia tetap menunggu, hingga benar2 yakin untuk kembali walau tdk kajian terlebih dahulu. Mungkin ia bisa maklumi sebab binaan baru yg belum menjadi daris di Hizbut Tahrir Indonesia. Insya Allah mereka akan Istiqomah. Sebab baru kini mereka begitu adanya. Bersabarlah wahai kawan....insya Allah pahala bagi setiap langkah kakimu dari rumah hingga kembali ke rumah.

Aktivis HTI vs Dosen Brawijaya Sesion # I

Diskusi ini diawali oleh seorang dosen Brawijaya yang juga menjadi salah satu anggota tim ahli DPD RI Pusat yang memposting gambar beliau bersama beberapa orang anggota DPD RI di salah satu grup Whats Up yang dimiliki oleh komunitas mahasiswa pascasarjana UIN MALIKI MALANG angkatan 2016. Di dalamnya terdiri dari 19 anggota grup. tiga orang yang bertitel doktor yang salah satunya adalah beliau (Dosen UB) yang sedang mengambil program studi Studi Islam di UIN MALIKI MALANG dan sekaligus keliah S2-nya yang ke-5. Dan kebetulan salah satu teman sekelasnya tersebut adalah seorang aktivis Hizbut Tahrir Indonesia.

Di dalam diskusi kali ini, ada tiga orang anggota grup yang memilih untuk saling menanggapi. Dan tiga orang anggota tersebut adalah Dr. Muh. Achsin (Dosen UB), Ajib, dan seorang lagi yang aktivis HTI yang bernama Salam. A adalah dosen UB, B ialah Mas Ajib, dan HTI adalah Mas Salam. Selamat menyaksikan.

A:
Jkt...(Jakarta)
Mbahas RUU PENILAI utk indonesia yg lebih baik... he he he...
Dengan DPD RI... yg ketuanya baru ditangkap KPK itu...

B:
Itu mas salam punya konsep khilafah..  Mungkin bsa di sarankan untuk perbaikan Indonesia shivu.. 😬  (Shivu adalah panggilan Mas Ajib kepada Dr. Muh. Achsin.)

A:
Siaaapp.... jargonnya salam khan "khilafah is the best solution"..

HTI:
Saya sepakat itu.
Kalau ada konsep yg lebih baik dan argumentatif, maka saya ikut konsep baru itu. Tapi sayangnya belum ada konsep yg dapat menandingi konsep yg digali oleh seorang Mujtahid seperti Imam Taqiyuddin An Nabhani di era Modern ini. ☺
Bahkan saking kuatnya argumentasi dari pemikiran2 yg dibawa oleh Imam tersebut, belum ada 1 pun ilmuan barat yg dapat menumbangkan argumentasi yg diemban oleh Aktivis Hizbut Tahrir di Barat dan di Eropa. apalagi hanya aktivis Liberal yg ada di Indonesia. Kayaknya terlalu jauh levelnya.
Kata Rasulullah:"Al Islamu Ya'lu wa Laa Yu'la 'alaih". Dan itu yang dibuktikan oleh Hizbut Tahrir secara global.
Dan ketika argumentasi Hizbut Tahrir tak lagi dapat dibendung, maka muncullah kebijakan2 yg berupaya melarang aktivitasnya. Di Parlemen inggris sampai beberapa kali jadi perbincangan untuk dilarang, di Amerika selalu jadi bahan perbincangan, bahkan beberapa kali Jubir HTI sering dipanggil oleh Kedubes Amerika di Jakarta, di Australia beberapa kali ingin dibubarkan, dan diberbagai macam Negara ingin melarangnya karena sudah tak mampu membendung Islam yg dibawanya. Sedangkan di Indonesia hingga kini terus menjadi sorotan, bahkan ada beberapa RUU yg dibuat sengaja untuk menarget HTI. Baik melalui RUU Kamnas, UU Terorisme, UU Ormas dan macam2.
Why...? Karena secara pemikiran semuanya telah tumbang. Oleh apa...?
Oleh ISLAM YA'LU WA LAA YU'LA 'ALAIH.
Bagaimana kawan2...? 😁😁😁
Sepakat bukan.

B:
Emm sepakat nggak ya.. ?

HTI:
Aku mah menyampaikan aja. Ga ada unsur paksaan di dalamnya. Takut saya klu memaksa orang, lagian belum tentu masuk Surga.
Tapi yg menolak harus punya argumentasi yg lebih kuat untuk diikuti. 😬😬

HTI:
Allah SWT telah meninggikan manusia dengan ISLAM. Maka merugilah bagi hamba yang tidak mengambilnya sebagai pandangan hidup.
Saya tidak anti pada pemikiran Barat. Cuman ingin membuktikan kelayakannya sebelum dijadikan pijakan pemikiran.
Sebuah pemikiran harus diuji sebelum diambil. Dan jika ia dianggap kebenaran karena ia dihasilkan oleh sebuah teori. Maka Teori tersebut yang harus diuji kelayakannya. Hatta teori tersebut telah meng-global dalam penggunaannya.
Sepakat...?
Kita ini Pemikir sodara2. Bukan pembebek.
Kita ini generasi pelurus sodara2. Bukan Generasi Penerus. 😬😬😬

B:
Hidup salamm...
Yasssalam..

A:
Semua org akan masuk surga ... dan ini kata Allah lho...  inna lillah wa inna ilaihi rajiuun... dari Allah... dan kembali nya ke Allah juga...( itu janji Allah  innalaaha la  yukhliful mii 'aad)... bener atau salah?

HTI:
Ayat itu tidak bisa dipahami bahwa ia menjadi justifikasi atas semua orang akan masuk Surga. Semua manusia memang akan kembali kepada Allah, tapi bukan berarti semuanya akan masuk Surga. Ada banyak ayat yang justru memberi penegasan bahwa tidak semua manusia akan masuk Surga. Dan justru memberi indikasi bahwa lebih banyak orang yang masuk Neraka daripada masuk Surga. Hal itu pun telah dijanjikan oleh Allah. Dan Allah SWT tidak akan pernah menyalahi janji-Nya.

A:
Iyaa pasti Allah it la yuchliful mi'ad..
Tapi salam ad kmgkinan salah kan..
Eh..  Atau brgkali Mmg selalu bnar sprt Allah it.. 😬
Iyya juga ya mas ajib... apa iyya ya bhw tafsir ala salam selalu benar... dan yg lain tidak benar... wallahu a'lam bisshowaab ....

B:
Iya pak..  Salam dn kawan2x kan ahli surga jdi sdh mnjd wakil Tuhan di bumi ini...
Kita Hnyalah domba2 Yg harus di luruskan lagi agar tidk Thoghut dn kufur..

HTI:
Benar atau salah akan dapat disimpulkan jika ada argumentasi yg lebih kuat.
Kita ini kan pemikir, maka mestinya berargumen dengan berbasis rasionalitas dan sumber2 yg telah teruji. Masa iya sich pemikir tapi mikirnya ga Logis. 😬😬😬
Surga itu bagi seseorang itu bukan klaim. Dan haram untuk diklaim bahwa dia masuk Surga. Kaya Tuhan aja lhu Jib. 😁😁
Dan stetmen yang seperti mas Ajib ini seharusnya tidak muncul pada kalangan akademisi. Ini justru memberi indikasi bahwa seakan kita sudah tak mampu lagi berargumen secara logis. 😬😬

B:
Loh loh..  Slain akedemisi sya juga org jawa..  Sya jga org pesantren sy org kediri.
... Tolak ukur keyakinan kpd Tuhan hnya soal Logis..  Ko sederhana skli mas salam..
Biar tau..
Coba ust salam jd org indonesia yg bener..  Jdi org jawa..  Jdi org sunda..  Disana ada Fenomena keagaaman yg luar biasa...
Tuhan it berkomunikasi kpd manusia tdk hnya lwat otak saja sy rasa..
Hati.. Tgan.. Kaki..
Marai duk wong jowo..  Dadi ra njawani.. 😂

HTI:
Soal logis itu bukan sederhana Mas, tapi sangat mendasar. Adapun terkait antum suku apa dan lahir dimana, santai saja. Islam tidak kaku untuk mengatur semua suku dan bangsa. Dan terkait bahwa tuhan juga berkomunikasi dengan manusia melalui tangan, kaki, mata, dsb. Itu berlakunya di Akhirat. Bukan di dunia ini. Dan mungkin teori itu perlu penjabaran yang lebih kongkrit untuk menjadi sebuah teori kebenaran. ☺☺

A:
Iyya betul juga... yg logis itu menggunakan school of thought apa... dan yg lain pake apa... boleh jadi dua duanya logis, namun berbeda paradigma.... (siapa tahu... who knows..)

B:
Kesadaran it yg masih enggan di miliki oleh ust kita salam shivu.. 😘
.... Yassalam..

HTI:
Pada dasarnya sebuah argumentasi akan dianggap logis ketika telah memenuhi 4 komponen akal Pak. Dan ke 4 komponen akal tersebut adalah teori yg dapat dijadikan pijakan untuk seluruh umat manusia. Karena hal itu memang manusiawi, bukan malaikati,

B:
Subhanallah..  Hebat.. Dan cerdas... 👏👏😘

A:
Teori itu khan gagasan orang... berapapun syaratnya... tetap kebenaran relatif... tidak absolut... krn itu terjadi berbagai ragam teori yg berbeda beda... berbeda jalan... berbeda pandangan... apalagi utk masuk surga... ada kalimat: "subulus salaam"... apa begitu tho?

HTI:
Ada 2 pendekatan yang bisa dipakai untuk memperoleh kebenaran. Yaitu Pendekatan Rasional dan Pendekatan Ilmiah.
Pendekatan Ilmiah hanya bisa digunakan dalam hal2 yang sifatnya empirik praktis. Seperti kedokteran, fisika, kimia, technology dan lainnya. Sedangkan pendekatan Rasional adalah pendekatan untuk mengungkap kebenaran dari Sosial Sains. Baik itu berupa keyakinan maupun sistem sosial.
Dan kebenaran yang dihasilkannya bersifat pasti, bukan relatif.

B:
Andai mas salam ini org jawa.. (tur njawani) Pst enak di ajak ngopi..  Mski hrus beda visi.. ☺

HTI:
Pemikir sepertiku bukan hanya orang sulawesi, tapi orang sunda, jawa, sumatra, papua, bahkan orang barat pun banyak, Mas Ajib. Dan aku suka ngopi dengan orang yg walau pun berbeda visi. ☺

A:
Iyya.. betul juga mas ajib... warna kacamata tuan salam itu ... kayaknya hanya satu... karena itu boleh jadi warna yg lain tidak ada... dan kalau ada warna lain, itu warna yg salah... tidak logis, salah dan masuk neraka.... apa tidak begitu tho?

HTI:
Bukan demikian Pak, tapi warna itu boleh diuji di hadapan publik benar atau kelirunya. ☺☺

B:
Saya jg punya temen org sejenis anda ini...ust. Salam..
Klo sdh ngopi y ngopi.. Tau kondisi.. Wkwkwk..

HTI:
Saya emang gtu orangnya Mas Ajib. :)

B:
Nah it kuncinya.. Mas salam..
.. Emosional hrus jg di bngun tdk hnya Rasional utk bs sholih fikulli zaman wa makan..
La anda ini selalu bilang klo saya klo saya e..  Bukan bgaiman KITA... ☺

HTI:
😆😆😆
Dalam hal apa dulu ni..

B:
...Yah kita tunggu sja shivu khilafahnya mas salam..  Sya pngen Tau sosok Kholifah yg mampu Mnghadirkan kedamain dunia..
.... 👏👏👏👏😊

HTI:
Sabar saja, perjuangan masih panjang. ☺☺

A:
Mungkin istilah "ngopi" bagi tuan salam adalah minum kopi yg ada airnya dan pake gula... boleh jadi bagi mas ajib "ngopi" itu diskusi terbuka yg bisa menerima perbedaan.... he he he... itulah beda makna teks, konteks dan kontekstualitas.... revivalis, puritanis, dan modernis... tinggal pilih... kacang kacang... 3 ribu atau 2 ribu... pilih yg mana?

HTI:
Terkait istilah, kita akan faham setelah penuturnya menjelaskan maksudnya. Kalau belum, maka yg ada hanyalah spekulasi Pak. 😬😬

A:
Semua yg ada di dunia ini bersifat spekulatif... baik setelah atau sebelum dijelaskan oleh penuturnya... antara maksud si penutur dengan si penerima tutur boleh jadi berbeda makna... krn bahasa sebagai alat, tak akan pernah sanggup menjelaskan yg persis sama dgn si penutur... misal bedakan rasa enaknya rawon sama pecel... tak mungkin bahasa sanggup mendeskripsikan... rasa ketuhanan antara mas salam dgn mas ajib dan saya... boleh jadi dan mungkin saja berbeda... Tuhan Allah yg memiliki asmaul husna ... di pikiran kita boleh jadi berbeda... krn itu ada jabariyyah, qodariyyah dan ahlu sunnah... dan lainnya...
Kebenaran khan bukan milik HTI semata... yg lain khan bisa mengklaim benar...

Kira kira apa tidak begicuuuuu.... yas salaam...
Misal di tulisan pak roibin... ziarah kubur... itu ada tiga judgement dan pemahaman yg muncul... syirik, wasilah, dan boleh... satu dgn yg lain punya argumen berbeda... tinggal si pembaca dan pemakna nya siapa? Puritanis, revivalis atau pluralis...?
Aku duga tuan salam pada kelompok revivalis...
Tuan ajib ada di pluralis yg njawani?

B:
La gmna mau mmhami pak..  Ust.  Salam ini hanya mengenal.. Dan HANYA memahi Islamis doktrinis ala HTI nis saja.. 😄

HTI:
☺☺😉
Semua yang ada di dunia ini akan bersifat spekulatif jika tidak ada penjelasan langsung oleh penuturnya. Adapun jika sang penutur tidak diketahui secara langsung, maka paling tidak, ada orang yang secara otoritatif ditunjuk langsung olehnya untuk memberi penjelasan setiap apa yang ia tuturkan. Contoh, Bapak menyuruh saya untuk meng-estimasi sebuah aset, tapi belum memberi penjelasan tata cara dan penunjuk jalannya. Maka jika aku lakukan tanpa info mengenai tata cara tersebut, maka pasti keliru dalam pengaplikasiannya. Tapi jika ada orang lain yg Bapak tunjuk untuk mengajarkan kepada saya tentang tata caranya, maka pasti saya akan dapat melakukan sesuatu sebagaimana yg Bapak inginkan dan maksudkan. Mungkin masih ada kesalahan, tapi setelah diperbaiki dan dijelaskan oleh orang yg Bapak tunjuk secara langsung, pasti saya bisa benar 100% tanpa Bapak harus kecewa. ☺
Dan tidak akan ada istilah spekulasi. Karena jika saya berspekulasi atas petunjuk dari Bapak, maka aku pasti dipecat. 😬😬

Nach, terkait soal rasa Rawon. Maka itu ga ada urusannya dengan Rasionalitas Pak, tapi karena demikianlah manusia tercipta. Bahwa lidah orang jawa tak sama dengan orang sulawesi. Maka pantas jika rasanya berbeda.
Dan terkait Jabariyah, Qodariyyah, atau pun yang lainnya. Tinggal dilihat aja kesesuainnya dengan Petunjuk yang ada. Kalau masih ada kemungkinan untuk tumpang tindih antara nash 1 dgn yg lain, maka berarti masih ada kemungkinan untuk dikoreksi. Namun karena Pendapat mereka berdasarkan Nash2 Syar'i dan telah dilakukan dengan upaya yang serius, maka ia tetap dianggap benar. Beda halnya jika telah meyakini bahwa Muhammad bukan Rasul terakhir, maka berarti konsep aqidah tersebut telah gugur secara argumentasi.

A:
Misal di tulisan pak roibin... ziarah kubur... itu ada tiga judgement dan pemahaman yg muncul... syirik, wasilah, dan boleh... satu dgn yg lain punya argumen berbeda... tinggal si pembaca dan pemakna nya siapa? Puritanis, revivalis atau pluralis...?
Aku duga tuan salam pada kelompok revivalis...
Tuan ajib ada di pluralis yg njawani?

HTI:
Yang aku perhatikan Pak Roibin dalam membangun argumentasinya bukan berdasarkan sumber otoritatif. Tapi lebih kepada melihat dari sisi perilakunya. Maka jelas hasilnya akan berbeda dengan orang yang memahami sumber dengan orang yg tidak.
Masa sich harus disamakan perilaku antara orang yg faham agama dengan orang yang tidak faham..?! Kan ga masuk akal toh Pak.

A:
Hayyyoooo.... masak pak roibin dianggap tidak paham.... kuwalat, pamali itu namanya... ha ha ha...
Inget ta'lim muta'allim...??

HTI:
Saya bukan menganggap Pak Roibin tidak paham. Tapi yg ku katakan itu adalah mengenai cara beliau dalam mengambil kesimpulan. Coba baca lagi dech komentar saya. ☺☺

A:
Iya iya

HTI:
Santai aja Pak, kalau mau lanjut bisa di Kantor. 😬😬😬
Kita ini harus kuat dalam Epistimology. Dan bukan asal Epistimology, tapi Epistimology yang teruji. ☺☺☺

B:
Ini..  Ga profesional ini...  Wktunya Ngopi ngopi..  Ngantor ngantor..
Masih kalo saya klo saya.. ? ..
....😂

HTI:
Bukan gtu, ini teh cuman tawaran. Kan diskusi bisa dimana saja. Tapi kalau memang ingin fokus pada pekerjaan karena kondisi yang memang tidak memungkinkan, lah mengapa harus dipaksakan. Jelas ga profesional namanya. 😅😅😅

B:
لعلك تفعل ما أخرجت من فمك من القول... 😜

HTI:
Memang mesti demikian. Al Islam Ya'lu wa laa Yu'la 'alaih. ☺☺

A:
Artinya... yaaaah... tuan salam memang begituuuu... dan yang lain jangan...

HTI:
Apanya yg lain jangan...? ☺

A:
Naaa ini contoh konkrit bin faktual antara maksud si penutur dan si penerima tutur gagal paham... hayyoo bener apa tidak?
Antara ajib dan salam berbeda tafsir...

HTI:
Bener sekali Pak. Dan itu membuktikan bahwa apa yg ku katakan benar. Karena Ajib tidak menjelaskan apa maksudnya, maka spekulasi yg dihasilkan oleh penafsir lainnya. 😬
Betul kan Pak,,?😜

A:
Satunya ketawa... satunya bingung minta penjelasan...

HTI:
Itu bukan tertawa Pak, tapi senyum. Dan memang aku orangnya murah senyum. ☺

A:
Boleh jadi senyum manis yg tuan salam tebar... mungkin saja dan bisa jadi ditafsir sebagai senyum sarkastik... senyum sinis... senyum melecehkan... senyum  penghinaan... dan menganggap yg lain stupid bin bahlul... hi hi hi...

HTI:
Itulah pentingnya penjelasan dari seorang yang senyum Bapak. ☺
Emoticon yg ku sebarkan hanyalah ingin memberi penyampaian bahwa Aku tidak marah dan tidak sedang melecehkan. Tapi apa mau dikata, yg namanya dunia maya. Semuanya abu2, tapi itulah bedanya dunia nyata dan dunia maya. Tapi menurut ku, sebagian akan diketahui dari cara bicara dalam menyampaikan argumentasi.

A:
Padahal... dlm hal ujaran maupun teks, sering kali org salah tafsir... krn itu ada yg mengatakan bahwa "the author is death"...

HTI:
Author boleh mati. Yang penting telah jelas apa yang ditulis. Atau ada orang yang telah ditunjuk sebagai pemegang otorits dalam memberi penjelasan. Kalau tidak jelas dan tidak ada yg menjelaskan, lah ngapain dipakai. Maka dari itu ada perkataan "Bertanyalah kepada orang yang lebih mengetahui". Bukan begitu Bapak...?

A:
Sejelas apapun otiritas si penafsir, ada juga org yg tak meyakini itu... lihat antara ahlus sunnah dengan ahlul bait, sumber penyampainya satu... namun dlm hadist mereka berdua... berbeda...?
So... fakaifa haadza?

HTI:
Adapun terkait ahlus sunnah dan ahlul bait. Setahu saya tidak ada perbedaan. Karena keduanya mengambil dari Rasulullah. Ahlul bait itu keluarga Rasul. Beda halnya Syiah yang mengaku sebagai ahlul bait Rasul. Tapi terkait masalah kebenaran dari kedua hal itu, kita dapat membuktikannya secara Rasional. Apakah sumber dari kaum Syiah itu benar atau keliru..?! Begitu juga sumber dari ahlus sunnah, apakah ia benar atau keliru. Hal itu bisa diuji kebenarannya melalui pendekatan Rasional dan dan Pendekatan Sumber.

A:
Naaaa... ini juga beda tafsir... hadist yg diambil oleh syiah semuanya harus dari ahlul bait... mereka tak percaya pada abu hurairah... abu bakar... umar bin khattab... ustman bin affan.. aisyah... hafsah... dan biasanya, sebutan lain dari syiah itu adalah ahlul bait... piye tho iki?

HTI:
Kalau ini mungkin bisa ditanyaka ke Ulama yg lebih faham mengenai hal ini. Tapi aku hanya ingin menyampaikan pandangan saya tentang hal ini.

Menurut saya, ini bukan persoalan beda tafsir, tapi lebih terkait dengan sumber yang diambil. Dan sikap yg dilakukan oleh kaum Syiah justru kontra sama sekali dengan apa yg dilakukan oleh Ahlul Bait yang Asli.
Bagaimana tidak, Kaum Syiah telah meyakini bahwa Ali Bin Abu Thalib adalah pemilik hak paten Khalifah sepeninggal Rasul, sedangkan Perbuatan Ali dgn apa yg mereka klaim justru bertentangan sama sekali. Dan lebih tidak Rasionalnya lagi adalah ketika sebagian dari mereka mengaggap Ali sebagai Tuhan dan sebagian yg lain menganggapnya sebagai Nabi. Dan kesalahan terbesar mereka adalah ketika mereka membenci secara membabi buta orang2 yg justru dicintai oleh Nabi. Ini jauh dari apa yg disebut sebagai kebenaran.
Sebagai contoh, di kantor Bapak ada banyak anggota yg kompeten dan bapak percayai. Dan mungkin ada sebagian dari anggota yg sering menemani bapak untuk terjun lokasi. Sedangkan anggota lain yg anak2 bapak tidak terjun lokasi. Lalu dari anggota itu menyampaikan informasi kepada kami mengenai hal2 yg ada di lokasi. Apakah dengan alasan karena ada anak Bapak yg juga sebagai anggota lalu ku batasi agar mengambil informasi hanya pada mereka saja sedangkan mereka tidak selalu bersama Bapak dalam aktivitas kantor..?! Kan ngga' mungkin. Dan pasti Bapak akan sangat marah kepada ku karena mengambil informasi kepada orang yg tdk turun lapangan.

Nach, hal ini juga berlaku pada kaum Syiah. Mereka tdk akan memperoleh kebenaran secara totalitas jika menolak hadist dari sahabat yg lain.

A:
Bagaimana juga... tentang... almanzilatu bainal manzilatain?...

HTI:
Mungkin bisa disampaikan sumbernya dan maksud dari munculnya kedua istilah ini. Saya tidak ingin berspekulasi.

A:
Kalau itu... wadduuhh.. kok enggak tahu asal usul  mu'tazilah... piye iki tho?
Mas ajiiiiiibbb... piye iki?

B:
No coment pak..
Kitab bacaanya aj terjemah indonesia..
.. Pdhal penerjemah it pun jga multi tafsir dlm mnerjemah..
Ya jadinya..  Tiitt tett tutt... 😂

Mas salam tolong redaksi kitab taqiyyudin an nabhani yg berbhasa arab di suguhkan..  Dan di jelaskan kata perkata..
.. Karna bhasa arab bnyk ilmunya.. Jdi hrus ad keterangan nahwu shorof bayan ma'aninya.. Dsbg..  😂😁

HTI:
Terkait asal usul mu'tazilah. Itu memang pernah saya baca, cuman agak lupa. Tapi yg menjadi pokok utama dari pembicaraan kita kan bukan asal-usulnya, tapi idenya benar atau salah jika diuji. Saya pribadi tdk perduli siapa dan dari mana orangnya. Yang terpenting adalah ide yg dibawanya layak diadopsi atau tidak. Itu saja.

Santai aja mas ajib, saya mengkaji kitab beliau dari seorang Mursyid yang pemahamannya sampai ke jalur An Nabhani. Maka antum boleh bedah pemikiran saya dengan anggota HTI yang lain. Semuanya 1 pemikiran. Dan santai saja, TAQIYUDDIN AN NABHANI telah menamatkan karya2 yang ditulis oleh para filsuf yunani, dan para filsuf Eropa- Barat. Jadi, saya tidak heran jika beliau dapat dengan mudah memetakkan kekeliruan yg dimiliki oleh mereka dan dibantah dengan teori yang dikemukakannya. Hal itu bisa dibuktikan dengan tidak mampunya para pemikir Barat dalam mempertahankan gagasan yang mereka kemukakan saat para Aktifis HIZBUT TAHRIR dalam mengurai kelemahan pemikiran mereka dengan menggunakan teori yang IMAM TAQIYUDDIN cetuskan.

A:
Naaaa... kebenaran ala nabhaniyyah boleh jadi berbeda dgn muhammadiyah atau nahdhiyyah atau yg lain... lalu yg lain pasti salah tafsir dan yg nabhaniyhah yg paling benar...

HTI:
Bukan begitu Pak..☺
Muhammadiyyah sendiri telah mengakui bahwa Pemikiran IMAM TAQIYUDDIN benar. Dan itu dibuktikan dengan pernyataan Din Syamsudin dalam memberi pangantar pada Buku yang ditulis oleh Ismail Yusanto Jubir HTI yang berjudul KHILAFAH JALAN MENUJU KAFFAH. Dan juga dibuktikan oleh banyaknya aktivis Muhammadiyah yg mengambil Pemikiran TAQIYUDDIN AN NABHANI dan ikut bergabung dengan HTI. Organisasi masih Muhammadiyah, tapi Partai boleh ikut siapa saja. Dan tidak sedikit yg memilih bergabung bersama HTI.

Dikalangan NU pun demikian. Sudah begitu banyak Ulama NU yg tetap dengan Ke-NU-annya, tapi ikut bergabung bersama HTI dalam gerakan menegakkan KHILAFAH. Bahkan ada beberapa Ulama yang menjadi pengurus NU ikut bergabung bersama HTI. Dan menyayangkan sekali mengapa bukan NU yg berada di garda terdepan yang memperjuangkan KHILAFAH ISLAM.

A:
Kalo konsep kenegaraan, ekonomi, sosial khan sudah derivatif... itu khan buah fikir orang... jadi tak perlu nahwu, shorof dan lainnya...

HTI:
Untuk membuktikan suatu konsep itu benar dan layak dipakai atau tidak, memang tidak butuh nahwu, shorof. Tapi butuh pendekatan rasionalitas. Maka pantaslah indonesia terus dijajah asing, karena aturan yg ada diterima begitu saja tanpa uji kelayakan yang Rasional.
Tapi anehnya, walau dikatakan sudah derivatif, tapi masih amandemen sana sini. Mengapa, karena memang tidak lulus uji materi untuk disebut sebagai kebenaran. Tapi karena faktor kepentingan yg dipaksakan. Dan hingga kini anak bangsa terus terlantar akibat menjadi objek percobaan dari penguasa yg silih berganti diri dan kepentingan. Maka datanglah HIZBUT TAHRIR memberi tawaran dengan konsep yang boleh diuji kelayakannya, dan hingga saat ini memang belum ada yg membantah kekuatan konsep yg diusungnya.

A:
Siaaappp... dan yg paling layak... khusnudzonku bagi almukarram salam adalah... nabhaniyyah... alaesa kadzaalik?
Paling layak diadopsi...

HTI:
Saya tidak ingin mengklaim. Tapi siapa saja boleh menguji konsep dari An Nabhani, layak atau tidaknya. Kan begitu kerjanya para Akademisi.
Kalau teorinya Fazlur Rahman, Arkoun, Cak Nur, dan yg lainnya boleh diterima. Mengapa konsepnya An Nabhani ditolak jika memang bisa memberi pencerahan dan dapat menyelesaikan persoalan umat.
Padahal tidak ada 1 konsep pun dari Fazlur Rahman dkk yg bisa digunakan dalam tatanan kehidupan. Bagaimana bisa digunakan jika kebenaran konsepnya saja sudah tidak lulus uji Rasionalitas.

A:
Kalau itu kebenaran tak tertandingi... my question is... kok tak banyak yg mengikuti konsep itu... padahal manusia adalah "hanif"...

HTI:
Untuk membuktikan bahwa sebuah konsep itu benar atau salah bukan karena banyaknya pengikut Pak. Tapi kelulusannya dalam mempertahankan kebenaran konsepnya. Sedangkan orang mau mengikut atau tidak, maka itu beda motifnya. Begitu pula dengan ISLAM yg diemban oleh Rasulullah ketika awal datangnya. Ia kuat secara argumentasi dan menumbangkan ide yg diemban kaum quraish. Tapi karena perasaan bahwa mereka miliki strata sosial yg tinggi di tengah2 masyarakat, miliki jabatan yg tinggi, harta yg banyak, dan takutnya kehilangan tahta yg sudah dimiliki. Dan jika mereka menerima Islam maka menandakan kesiapan mereka untuk tunduk kepada ajaran Muhammad, sementara Rasul hanyalah seorang yatim yg miskin, maka mereka menolak ajarannya walau kebenaran yg diembannya mereka sendiri telah mengetahuinya.
Jadi bukan persoalannya banyak pengikut atau tidak.

Tapi tidak usah kuatir Pak, HIZBUT TAHRIR yang sudah menjangkau seluruh benua telah menandakan bahwa konsep yg dimilikinya memang benar. Bukan hanya di dunia secara global. Untuk skala indonesia yg nota benenya HTI baru ada sekitar 30 tahun di negeri ini. sudah mampu menjangkau seluruh jazirah negeri. Dan tidak ada 1 pun yang dapat membantah konsep yg diembannya. Ini adalah bukti nyata bahwa ide yg diemban adalah sebuah kebenaran.

A:
Naaa... itu kenapa? Kok tidak dielaborasi di dunia akademik... atau marketingnya kurang canggih dalam menjajakannya..? Wallahu  a'lam bisshowab...

HTI:
Terkait proses elaborasinya di dunia Akademik. Kata Dosen saya di IAIN Kendari, ISLAM YANG DIAJARKAN DI KAMPUS-KAMPUS ISLAM DI INDONESIA INI ADALAH ISLAM YANG DIRIDHOI OLEH PEMERINTAH, BUKAN ISLAM YANG DIRIDHOI OLEH ALLAH. OLEH SEBAB ITU SULIT UNTUK DIMASUKKAN DI INSTITUSI YANG DINAUNGI OLEH PEMERINTAH.

Menurut saya ada benarnya juga pernyataan beliau tersebut. karena bagaimana mungkin ide yang menentang sistem sekularisme Negara difasilitasi oleh Negara. Kan ngayal kita Pak. Tapi Alhamdulillah ada beberapa kampus yg mulai memasukkan buku2 yg ditulis oleh IMAM TAQIYUDDIN AN NABHANI di Institusi2 mereka. Seperti IAIN Kendari dan UIN Maliki. Karena pernah ku lihat ada buku yg ditulis oleh Amir HT yg kedua Syekh Abdul Qodim Zallum, tentang Ekonomi Islam.

A:
Utk latihan... yakinkan pada temen kita sekelas, bisakah mereka mengubah pilihan pikirannya? Bila berhasil, baru lakukan dessiminasi ke khalayak umum...

HTI:
Ke khalayak umum sedang dan terus dilakukan. Adapun di hadapan teman2, boleh juga jika semuanya siap mendengarkan. ☺

Diskusi pun terhenti. Aku pun langsung mengucapkan, Maafkan jika ada kata atau kalimat yang salah. Jika ada benarnya dari Allah, jika salah, maka dimaklumi saja. Aku mah siapa atuh...👏🏻👏🏻👏

Aktivis HTI vs Dosen Brawijaya Sesion # II

Diskusi berlangsung ketika ada seorang aktivis HTI memposting sebuah tautan mengenai seminar nasional yang diselenggarakan oleh HIQMA UIN Jakarta pada tanggal 20/10/16, yang menghadirkan seorang narasumber pakar tafsir UIN SYAHID Jakarta, Prof. Dr H Said Aqil Husin al-Munawar MA. Di dalam tautan itu membahas tentang penafsiran surah Al-Maidah ayat 51, dimana beberapa bulan belakangan ayat ini menjadi viral akibat pernyataan yang disampaikan oleh mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuka Cjahya Purnama atau AHOK. Pada seminar tersebut, Guru Besar Tafsir-Hadis Fakultas Ushuludin UIN Jakarta, Prof Dr H Said Aqil Husin al-Munawar MA menegaskan bahwa tidak ada lagi yang perlu ditafsirkan dari al-Maidah ayat 51. Pasalnya, ayat itu sudah jelas untuk tidak menjadikan non muslim sebagai pemimpin. Hal ini disampaikannya saat menjawab pertanyaan salah satu peserta Seminar Nasional bertema al-Qur’an untuk Semua yang diselenggarakan HIQMA UIN Jakarta pada miladnya yang ke-28 di Auditorium Harun Nasution, Kamis (20/10/16).

Untuk penjelasan isi tautan lebih lanjut, silahkan klik di sini http://www.uinjkt.ac.id/id/ini-kata-said-aqil-husin-al-munawar-tentang-tafsir-al-maidah-51/ 

Setelah membaca tautan tersebut, ada seorang dosen Universitas Brawijawa yang kebetulan juga sedang menempuh studi S2-nya yang ke-5 di Pascasarjana UIN MALIKI MALANG bersama seorang aktivis HTI.

Di dalam diskusi ini, A adalah Dosen Brawijawa dan HTI adalah aktivis HTI. Selamat menyaksikan.

Beliau mulai mengomentari tulisan di atas dengan berkata:
A:
Jadi, bila saya ikuti model penafsiran itu... maka semua anak bangsa... baik laki maupun perempuan yg muslim, tidak boleh (haram) kerja di perusahaan yg pimpinanannya non muslim??? Waduuuh... pengangguran akan berjibun... dan diminta cari pimpinan perusahaan yg muslim yg tidak banyak bisa menampungnya... apa pendapat tuan salam???
Sanggupkah kita mencari solusinya atas hal itu? Tragis sekali... bila teks ditafsir dgn semena mena... apa memang begitu maksud Allah menurunkan al-maidah 51... saya kira Allah yang pengasih lagi penyayang tidak mungkin meminta seperti itu... bila yg diminta, bukan seperti Tuhan yg saya kenal... Tuhan yang saya cinta dan sembah tiap hari... itu kayaknya Tuhan yang lain...
*Bila yg diminta seperti itu...

HTI:
Sepertinya Bapak Achsin keliru dalam memahami tafsiran ayat di atas. Padahal dalam tafsiran ayat tersebut sama sekali tidak memberi indikasi bahwa seorang muslim tidak boleh bekerja di perusahaan2 yg dimiliki oleh orang Kafir. Tafsiran ayat tersebut hanya terkait dengan Haramnya mendukung, dan memilih pemimpin Kafir. Sedangkan bolehnya bekerja di perusahaan2 mereka ada di bagian dalil lain. Sebagai contoh Bapak, Ali bin Abu Thalib pernah bekerja dengan orang Yahudi dalam bidang pertanian. Dan ketika hal itu diketahui oleh Rasul, beliau justru sama sekali tidak melarangnya. Dan juga terkait dengan melakukan aktivitas jual-beli dengan orang Kafir, Rasul dan para sahabat justru melakukannya. Hal itu memberi indikasi bahwa bekerja dan berjual beli dengan orang Kafir tidak masalah, selama tidak ada dalil yg mengharamkan dan tidak terkait dengan aktivitas jual-beli barang yang diharamkan. Begitu Pak...

A:
Haaaa... itu namanya tafsir pilih pilih... tidak konprehensif... weee lha dhalah... kok bisa menyalahkan tafsir nya si achsin itu, surat kuasa dari Tuhan utk menafsir itu apa sudar diterima oleh al mukarram sdr salam? He he he... karena Tuhan yg saya sembah tiap hari, dlm keyakinan saya tidak mungkin menurunkan ayat utk dimaksudkan seperti itu...

HTI:
Maaf Pak, kita ini bukan pilih2 tafsir. Tapi memang sperti itulah dalam menyikapi suatu aktivitas yg ditunjukkan oleh dalil. Dan itu adalah pemahaman komperhensif terhadap dalil-dalil yang ada. Kita tidak bisa memberi kesimpulan terhadap suatu perbuatan yang hanya berdasarkan satu dalil, tapi harus komperhensif agar memperoleh konklusi yang lebih tepat dalam menyikapi suatu masalah. Karena ini terkait dengan hubungan kaum Muslim dengan kaum Kafir. Maka perly dicari keseluruhan dalil terkait dengan hal tersebut. Misalnya dalil jual beli dengan orang Kafir, bekerja di perusahaan orang Kafir, dan memilih pemimpin Kafir. Harus dicari semua dalilnya, karena Rasul dalam prakteknya dalam ketiga aspek tersebut memang beda. Nach, itulah sekali lagi pentingnya mengetahui semua dalil terkait dengan orang Kafir. Bukan memahami 1 dalil kemudian mengeneralisir. Dan hal yang mesti dipahami juga adalah jika beda fakta, maka beda juga hukumnya. Tidak bisa disama rata. Sebab jika demikian, maka itu namanya memaksa 1 dalil untuk menghukumi semua objek yang berbeda. Padahal ada ribuan ayat dan hadits untuk fakta yang berbeda. Maaf Pak, keyakinan yang tidak dibangun dengan pemahaman yang komperhensif terhadap dalil akan membawa beliefernya ke arah yang salah.

A:
Lalu pemimpin itu kriteria nya apa hanya gubernur? Bupati dan camat serta kepala desa atau pimpinan perusahaan tidak?

HTI:
Pemimpin dalam mengatur urusan umat berbeda dengan urusan perusahaan. Umat memiliki urusan yang berbeda dengan urusan perusahaan. Pemilik perusahaan memimpin pekerjanya untuk kepentingan perusahaannya,  sedangkan pemimpin Umat memimpin untuk mengurusi urusan Umat. Dari sana sudah jelas memiliki orientasi yang berbeda. Dan itu secara jelas memiliki hukum yang berbeda. Kita tidak bisa memahami bahwa hukum Islam sama dengan hukum yang dilegalkan di negara ini. Pencuri dan pezina hukumnya sama, yakni Penjara. Jelas tidak bisa. Walau pun antara pencuri dan pezina memiliki jumlah masa yang berbeda dalam penjara, tapi memiliki substansi hukum yang sama. Yakni PENJARA.
Jadi, jelas beda untuk objek yang berbeda.

A:
Waduuuhh... pemahaman konprehensif itu apa ya yg mulia tuan salam? Ini apa bukan stempel subjektif pejoratif... yg meletakkan penafsiran subjektif dirinya lebih benar dibanding yg lain, tafsir org lain dianggap dan melecehkan tafsir org lain (pejoratif) itu... ini boleh jadi keotoriteran penafsiran... hanya versi dari dirinya atau kelompoknya yang paling sahih... yg lain khatta'... sesat... dan tidak benar...

HTI:
Agar tidak disebut otoriter
agar tidak disebut pejotatif
agar tidak disebut melecehkan
agar tidak disebut khatta'
Dan agar tidak disebut subjektifm dll.

Bapak bisa memberikan tafsiran yang lebih rasional dan lebih kuat secara dalil.
Setelah itu saya ikut Tafsiran Bapak insya Allah jika memang lebih rasional dan lebih kuat secara nash. Saya orangnya begitu aja Pak. Jika ada pendapat yang lebih kuat, maka itu yang ku ikuti. Saya tidak suka mempertahankan argumentasi pribadi yang lemah.

A:
Ya ya ya... tuan salam memang orang yg terbuka dan intelektual muslim yg huuuebat... karena dapat menerima perbedaan pandangan dan hasil tafsir lainnya... syukurlah bila demikian...

HTI:
Saya hanya bersikap apa adanya terhadap kehidupan persepsi yang ada di tengah2 masyarakat.
Yang saya fahami adalah dari sekian banyak pendapat orang lain, pasti ada salah satu di antaranya yang paling benar. Atau muncul satu kebenaran dari setiap argumentasi yang mereka sampaikan.

A:
Namun dgn cara apa, utk menilai kebenaran manakah yg itu pasti yg dimaksud dan dimaui oleh Tuhan yg kita sembah? ... dalam madzab sunni pun, antara beliau berempat saja tidak sama... kalau sama pasti tidak ada empat madzab...

HTI:
Ke empat Imam tersebut memang memiliki perbedaan dalam beberapa hal terkait hukum yang mereka gali. Karena al Qur'an memberi indikasi untuk terjadinya perbedaan tersebut. Dan sebelum perbedaan yang terjadi di antara ke empat imam tersebut, ada dua kelompok Sahabat di masa Rasul pernah terjadi perbedaan pendapat di antara mereka. Tapi Rasul tetap membenarkan kedua kelompok tersebut. Akan tetapi ada banyak hal yang mereka justru tidak memiliki perbedaan di sana. Baik para sahabat maupun keempat mazhab tersebut. Karena memang ada banyak nash baik dari al Qur'an maupun dari Hadist yang sudah jelas dalam makna dan objeknya. Mereka tetap sepakat dalam hal tersebut. Dan salah satunya adalah terkait dengan HARAMnya memilih pemimpin Kafir.
Jadi, sebenarnya tidak ada masalah jika ada pemahaman yang digali dari nash2 tersebut yang memunculkan perbedaan. Adapun untuk menilai sebuah pernyataan itu benar atau tidak, maka cukup 2 hal yang menjadi syarat utama, yaitu Rasional dan Sesuai dengan Dalil.

A:
Oooo... begicuuu... jadi kalo mereka gpp... tapi kalo penafsir lain tidak boleh...Kecuali syaikh taqiyyudin an-nabhani yg penafsirannya pasti benar... termasuk MUI...

HTI:
Waduh....kok jadi ga nyambung gini...🤔
Saya tidak mengatakan Syaikh Taqiyuddin an Nabhani dan MUI itu benar atau salah, tapi saya hanya memberi indikasi bahwa siapapun yang menafsir dan kemudian telah sesuai dengan Nash dan Rasional, maka pasti benar. Ga ada bahasa saya yang memberi indikasi bahwa syaikh taqiyuddin dan MUI itu pasti benar. Dan perasaan sejak tadi kita tidak sedang membicarakan Syaikh Taqiyuddin dan MUI. Oleh sebab itulah aku bilang kok jadi ga nyambung gini.

A:
Kok benar stempelnys ke aku.. iyya.. kayaknya pikiranku lagi ngefong... kadang nyambung kadang tidak... yg selalu nyambung dan senantiasa benar, ya cuma tuan salaam...

HTI:
Saya tidak bisa mengatakan siapa benar siapa salah. Tapi biarlah orang lain yang menyimpulkan dari pendapat Bapak dan Saya. Aku mah apa atuh....

A:
Ooooo... betul dan benar... itulah pikiran kalau lagi "ngefong"...  kadang nyambung... kadang tidak... jadi ya begituuu... mungkin pikiran lagi galau... kacau... jadi gak nyambung dgn konteks...

HTI:
Hmm...saya no komen soal itu.

Diskusi berakhir....

Minggu, 01 Januari 2017

CAHAYA YANG TERABAIKAN

Cahaya yang terang tidak lantas mampu menerangi seseorang. Ia hanya mampu menyinari mereka yang mau mengambil cahaya itu.

Seseorang yang hatinya telah gelap, tidak akan pernah menjadikan cahaya sebagai penerang. Sebab ia telah merasa nyaman dalam kegelapan.

Nabi Muhammad SAW adalah Cahaya. Ia datang untuk menyinari manusia. Namun seterang apapun cahaya Muhammad, tetap saja masih ada orang yang mencelanya. Dan hanya orang yang membutuhkan cahayanya yang akan menjadikan Muhammad sebagai penerang yang memancarkan sinaran dalam kehidupan mereka.

Nabi Muhammad adalah cahaya. Ada yang mengambilnya sebagai penerang gulitanya kehidupan mereka. Dan ada pula yang menolak cahayanya untuk memasuki kegelapan yang ada dalam hidup mereka.

Abu Jahal dan Abu Lahab, adalah dua manusia yang gelap gulita hidupnya. Mereka menolak Nabi Muhammad SAW hanya karena mereka telah merasa nyaman dalam kegelapan. Maka Cahaya Muhammad SAW tak lagi berguna untuk memutihkan hati mereka yang pekat.

Itulah ISLAM. Ia akan menyinari siapa saja yang merasa membutuhkan sinaran cahayanya. Tetapi akan meninggalkan mereka yang telah bergembira dalam kehidupan yang gulita.

Semoga kita termasuk orang-orang yang bersegera mengambil cahaya itu, dan berusaha menjadikannya sebagai kebutuhan dalam hidup kita dengan cara menaati setiap titah sang pencipta.

NASEHAT YANG INDAH DARI SEORANG KAKAK KEPADA ADIKNYA YANG TELAH MENIKAH.

Nasehat ini diawali oleh percakapan kecil yang dilakukan oleh seorang adik dengan kakaknya yang belum menikah. Suatu ketika sang adik bercerita kepada kakaknya tentang kehidupannya setelah menikah. Sehingga sampailah ia pada pernyataan seperti di bawah ini,

Sang adik berkata, "Memang jika kita bicara tentang nikah itu indah, tetapi kalau sdh menjalani itu sulit."

Perlu diketahui bahwa seorang adik ini telah begitu sering memberi nasehat kepada adiknya tentang haramnya melakukan aktivitas pacaran. Dan agar jika ia ingin menikah, hendaknya ia memilih seorang pria yang sholih, yang taat pada Allah SWT.

Tetapi ternyata sang adik ini tidak memperdulikan apa yang telah dinasehatkan oleh seorang kakak prianya tersebut. Dia lebih memilih untuk menjalani hubungan pacaran dengan seorang pria yang menurutnya begitu baik di matanya. Sehingga tibalah saatnya mereka berdua memutuskan untuk menikah. Berselang masa setahun lamanya, adiknya pun curhat kepada sang kakak. Sehingga sampai pada perkataan adik yang telah menikah itu dengan mengatakan kepada kakaknya, "Memang jika kita bicara tentang menikah itu indah, tetapi kalau sudah menjalaninya itu sulit."

Kemudian sang kakak memberi nasehat kepada adik kesayangannya itu, ia berkata:

"Untukmu wahai adikku yang telah menikah, sebaiknya engkau ajak suamimu agar mengikuti pengajian-pengajian keislaman, mendengarkan ceramah-ceramah Islam dari para ustadz. Karena akan terasa bedanya orang yang telah menikah tapi paham Islam dengan orang yang sama sekali tidak paham terhadap ajaran Islam, terutama dalam hal kerumahtanggan. Pokoknya BEDAAAAAA...BANGET." :)

Lalu adiknya tersebut berkata kepada kakaknya, "maunya Azka sih begitu, tapi kak Rasyid, suami Azka itu orangnya susah kalau mau diajak ke pengajian begitu, saya sudah cape' saya bicara dan beri tahu dia tetapi dianya malah marah kepadaku. Jadi, yaa.... saya kasih tinggal saja kaya gitu."

Kemudian kakaknya berkata kepada adiknya, "Itulah cinta yang palsu, Cinta yang hanya berlandaskan pada nafsu, yang telah menunjukkan manusia pada arah yang tidak benar. Sungguh setahuku ia tidak begitu saat kamu pacaran dulu. Tapi terlihat keasliannya setelah menjalani hidup bersamamu. huuuhh....kakak sangat kecewa dengan pilihanmu."

Adiknya pun berkata, "yaa...mau diapa kak, sudah terjadi, mau tidak mau saya harus menjalaninya"

Tetapi dengan kelemahlembutannya sebagai seorang kakak, Rasyid pun tak henti-hentinya memberi nasehat indah kepada adiknya tersebut. Dia berkata,

"Tapi jangan patah semangat de', semua manusia bisa berubah. Seorang Umar bin Khattab yang hampir membunuh Nabi Muhammad SAW saja bisa berubah menjadai manusia yang paling lembut, apalagi hanya seorang Azka dan Rizal (nama suami adiknya adalah Rizal). Insya Allah juga bisa berubah menjadi lebih baik. Namun untuk mencapai perubahan itu, saran kakak kepada adik Azka, agar mengikuti pengajian dan ceramah-ceramah Islam sendiri dahulu. Nanti kalau sudah faham Islam sedikit-sedikit, Azka tinggal ingatkan saja kepada suami adik Azka secara pelan-pelan. Insya Allah tidak ada hati seorang pun yang tidak memiliki cahaya untuk berbuat kebaikan. Pasti ada peluang untuk itu. Adik Azka hanya perlu bersabar dan terus belajar memahami suami Azka. Adik Azka harus mulai rajin shalat, baca qur'an walau hanya sebentar, mulai mengalah pada suami, dan harus memperlihatkan kepadanya bahwa Azka adalah istri yang baik dan sholihah. Insya Allah perlahan-lahan suami Azka akan berubah menjadi suami yang lebih baik. Tetaplah berdoa untuk kebaikan keluargamu, jangan biarkan sedikitpun ada yang merusaknya. Dan hal itu bisa kamu lakukan dengan memulai untuk memperbaiki diri dengan menaati Allah SWT. Semoga keluarga Azka diberkahi dan dirahmati oleh Allah SWT.

amin amin yarobbal alamin. Ucap Azka mengamini do'a yang disampaikan oleh sang kakak tersebut.

TAMAT... :) :) :)

Note:
Kisah ini adalah nyata, akan tetapi agar tidak menyinggung perasaan orang lain, maka nama kedua tokoh di atas kami samarkan. Kami menggantinya dengan nama lain agar tidak terkesan membuka aib atau menceritakan sesuatu yang tidak berkenaan bagi pelaku. Dan kami mohon maaf jika ada nama yang mirip dengan nama pembaca, kami hanya menjadikannya sebagai pelengkap dari ilustrasi film yang kami buat. Agar benar-benar sampai di hati pemirsa sekalian. :)

Dan kami ucapkan TERIMA KASIH yang sebesar-besaranya kepada pemirsa karena telah berkenan menyaksikan fllm pendek yang kami buat di atas. Semoga apa yang anda telah saksikan dapat memberi manfaat pengetahuan agar kita semua dapat memahami bagaiamana cara yang harus kita lakukan dalam membentuk sebuah rumah tangga. Sehingga kita dapat menjadikan keluarga kita mencapai kebahagiaan layaknya sebuah keluarga di Surga. Dan kami doakan semoga keluarga pemirsa sekalian menjadi keluarga yang penuh ridho dan rahmat serta keberkahan dari Allah SWT. Aamiin...

Saudaramu, Salam el-Fath

MENANGGAPI PERNYATAAN SEORANG MENTERI PERDAGANGAN

Pada tahun 2014 lalu, ada seorang Mentri Perdagangan yang berkata perihal rencana kenaikan BBM yang hendak dilakukan oleh Presiden Jokowi. Beliau mengatakan seperti ini,
 
"Saya kira turunnya harga BBM itu enggak ada hubungannya sama bahan baku walaupun sekarang bahan baku sudah naik," jelas dia di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (31/12/2014).

Kemudian saya mencoba untuk mengomentari pernyataan beliau tersebut, dan kurang lebih seperti ini:
Menurut saya, ucapan bapak mentri di atas adalah ungkapan bodoh yang tidak pantas diucapkan oleh seseorang yang berkedudukan setingkat mentri. Hal ini mengindikasikan bahwa menteri tersebut tidak tahu sama sekali permasalahan yang dihadapi oleh rakyat negeri ini. Beliau terlalu mudah untuk mengeluarkan stetmen bodoh seperti di atas tersebut akibat kebodohannya yang tidak mengetahui fakta yang terjadi di tengah-tengah masyarakat akibat dinaikkannya harga BBM oleh Presiden Jokowi. Beliau mengatakan bahwa kenaikan BBM sama sekali tidak ada hubungannya dengan kenaikan bahan baku. Oh ya...? Saya ko' baru tahu bahwa ada pernyataan sebodoh itu, tapi mengapa selama ini setiap harga BBM diwacanakan oleh pemerintah akan kembali dinaikkan kemudian bahan bakunya sudah pada naik bahkan sebelum harga BBMnya dinaikkan...? Kalau seperti itu ungkapan dari orang yang diharapkan dapat mengurusi urusan rakyat dengan baik, maka saya kira sangat mustahil, dan seorang presiden begitu bodoh mengangkat orang seperti ini menjadi bagian dari kabinet kementriannya. Dan sekaligus memberi indkasi bahwa negeri ini ternyata dipimpin oleh orang-orang bodoh dalam mengurusi urusan rakyat. Bagaimana bisa mengurusi urusan rakyat kalau realitas yang terjadi di masyarakat saja tidak tahu..?

Lebih lanjut, saya ingin mengatakan bahwa, bagaimana mungkin seorang mentri bisa mengeluarkan stetmen seperti di atas, sedangkan bahan baku yang ada dipasaran harus diangkut dengan menggunakan kendaraan bermesin yang butuh solar dan bensin, bukan sepeda ontel atau gerobak maupun becak rakyat miskin.

Juga bagaimana mungkin bahan baku akan dijual dengan harga normal sementara alat pengangkutnya membutuhkan minuman yang harganya terus naik...? Semakin jauh jarak perjalanan yang harus dilalui, maka semakin banyak BBM yang harus dikonsumsi. Itu baru pengusaha kecil, bagaimana jika itu perusahaan besar...?

Perusaahas besar memiliki mobil pengangkut barang, sedangkan kendaraan tersebut membutuhkan banyak bahan bakar. Dan tidak ada pengusaha yang ingin mengalami kerugian akibat naiknya bahan bakar. Maka sudah pasti ia akan menaikkan harga barang. Kalau sudah demikian,,,bagaimana mungkin pernyataan seperti di atas itu dengan mudah terucap dari lisan seorang yang berkedudukan menteri...? APA KATA DUNIA.

Tapi saya memang tidak terlalu heran, sebab para penguasa di negeri ini dibayar oleh rakyat. Dengan gaji yang begitu menjulang tinggi, menyebabkan mereka sama sekali tidak terpengaruh dengan naik tidaknya harga barang. Mereka cukup ENJOY dan SANTAI saja, semua bisa dibeli. Mereka itu seperti Gayus Tambunan, jangankan bahan makanan pokok, hukum pun bisa mereka beli dengan uang. Walau uang yang digunakan tersebut adalah hasil dari mencuri uang rakyat. Intinya, apa yang hendak saya sampaikan di dalam tulisan ini adalah agar kita semua memahami, bahwa negeri ini memang telah rusak secara sistemik. Selain karena dipimpin oleh orang-orang yang tidak ahli, juga akibat dari sistem Kapitalisme yang diterapkan saat ini.

Maka sudah saatnya kita berlepas diri dari keduanya, berlepas dari pemimpin yang tidak amanah dan dari sistem bobrok yang diterapkan saat ini. Kemudian kita harus berupaya untuk menggantinya dengan sistem yang dapat menghasilkan pemimpin yang amanah dan dapat menjadi panduan untuk menjalankan aktivitas pengurusan rakyat dengan amanah pula, itulah sistem Islam yang bernama SYARIAH DAN KHILAFAH, dengan sistem ini, kita akan memperoleh pemimpin yang amanah dan akan terjaga keutuhan dan kepentingan bangsa.

By: Salam el-Fath