Rabu, 19 Oktober 2016

Benarkah Agama Urusan Pribadi ?...


Kalimat paling menyesatkan dan tanpa dasar adalah yang menyebutkan bahwa "Urusan Agama itu urusan pribadi"

Kalimat di atas itu kelihatannya menarik, dan bagus untuk diikuti, tapi sebenarnya ada selubungan yang bermaksud menyesati.

Mungkin kalimat itu bisa dikatakan benar jika ia dipakai oleh orang KAFIR. Terutama bagi kaum KAFIR di luar negeri.

Aku pernah berbincang singkat dengan seorang KAFIR KATOLIK dari Prancis. Aku katakan padanya bahwa aku ingin berbincang tentang Islam dan Katolik yang dianutnya.

Tapi karena itu pertemuan awalku dengannya, kemudian ada temannya mengatakan bahwa, "Orang Eropa itu tidak suka diajak bicara tentang Agama, sebab menurut mereka Agama itu urusan privasi (pribadi) mereka"

Setelah ku ketahui demikian, aku langsung menarik diri dari tujuanku sebelumnya.

Aku hanya menduga, bahwa mungkin Agama menurut mereka adalah sesuatu yang tidak menarik untuk dibicarakan. Sebab ia adalah sesuatu yang terkait dengan keyakinan subjektif penganutnya.

Pendapat seerti itu yang dalam pemahaman saya paling banyak beredar di tengah-tengah masyarakat Eropa-Barat.

Lalu diadopsi oleh para mahasiswa Magister dan Doktoral dari Indonesia sebagai wacana keilmuan yang menurut mereka adalah sebuah kebenaran.

Paling tidak seperti itulah yang ku ketahui selama mengikuti alur pemikiran dosen-dosen saya yang berafiliasi kepada Kaum Liberal.

Mereka bersikap latah terhadap segala pemikiran yang berasal dari Barat. Dan tanpa menyadari bahwa mereka telah tunduk di bawah pemikiran dan budaya Barat.

Maka jangan heran jika tak pernah muncul dari pernyataan kaum Liberal yang menggugat LGBT, Prostitusi, dan berbagai macam jenis penyimpangan agama yg terjadi di negeri ini.

Awal mulanya dari kalimat paling atas tadi, yakni "Agama adalah urusan pribadi". Mau sesat terserah, orang lain ga boleh ikut campur.

Itulah hal-hal yang telah menimpa kaum Muslimin saat ini. Mereka diajak untuk malas berfikir dan membicarakan tentang agama.

Ada yang beri nasehat, ia malah bilang, "Urus diri sendir, jangan urus orang lain".

Kalimat itu cuman dikit, tapi berhasil melanggengkan kemungkaran di tubuh kaum Muslimin.

Padahal dalam pandangan Islam, Agama adalah suatu hal yang besar dan sangat penting untuk dibacarakan dan dilaksanakan.

Sebab dari agama itulah seseorang dapat dilihat bahwa ia adalah makhluk berperadaban.

Islam adalah suatu konsep aturan yang dapat memuliakan manusia dari perilaku kebinatangan menuju manusi yang berperilaku kemanusiaan.

Islam adalah suatu konsep yang dapat mengubah manusia yang tadinya tidak berbaju menjadi manusia yang berbaju.

Islam adalah suatu konsep yang dapat mengubah pemabuk menjadi sholih dan tidak mabuk-mabuk.

Islam adalah suatu konsep yang mengubah pelacur manjadi Muslimah yang menyesali diri karena pernah berbuat begitu.

Islam adalah suatu konsep yang dapat mengubah suatu bangsa yang berperadaban sampah menjadi Madinatul Mukarromah.

Islam adalah solusi jika sebuah bangsa ingin move on dari peradaban kelam yang menyelimutinya.

Maka inilah relevansi Islam, bahwa ia adalah agama yang besar dan dapat membesarkan cara berfikir orang yang mengambilnya sebagai jalan kebenaran.

Dan inilah relevansi Islam, bahwa ia adalah agama yang layak dibicarakan dan terus disebarkan.

Maka marilah kita lemparkan kalimat yang mengatakan bahwa, "Agama adalah urusan pribadi" ke "Tong Sampah Pemikiran."

Apa itu "Tong Sampah Pemikiran"...?
ia adalah sesuatu yang membuat kita tidak mengingat apa pun.

Ya...dia bernama LUPA.
Mari kita lupakan kalimat "Agama adalah urusan Pribadi".

Buang dia jauh-jauh ke dalam sel terjauh kita hingga ia menjadi sebuah kalimat yang seakan tak pernah ada di sepanjang hidup kita.

#YourLifeIsYourChoice
Maka memilih untuk memahami Islam adalah pilihan terbaik.

By: Salam el Fath

2 komentar:

  1. Lebih penting lagi adalah meningkatkan akal, furqaan atau kecerdasannya dari "agama urusan pribadi" menjadi "agama urusan bersama" dan "urusan alam semesta".

    Malu-maluin ah kalo kelas furqaannya mandeq di tingkat TK terus...

    Abu Al Fathan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Super sekali komentarnya. "menjadikan agama sebagai urusan bersama, dan menyebarkannya hingga alam semesta". :)

      Hapus