Bulan pemilu telah
tiba, tapi seakan tak terasa bahwa ia ada. Seakan ingin menegaskan pada kita,
bahwa tak ada harapan yang bisa digantungkan padanya. Apalagi berharap hidup
adil dan sejahtera, karena memang pemilu saat ini bukan untuk kebaikan manusia,
tapi untuk melahirkan perusak yang di balut pesta yang bernama "PESTA
DEMOKRASI". Sebutan pesta itu agar masyarakat datang memilih mereka, yakni
manusia-manusia yang merasa lebih hebat dari Allah.
Aku berbicara
bukan asal bicara, tapi inilah fakta yang ada di tengah-tengah kita. Apalagi
jika di tilik dari sejarah, dan terutama jika dipandang dengan pandangan wahyu
Allah.
Manusia tidak
pernah memiliki ketentraman dalam hidupnya, kecuali saat diterapkannya aturan
Allah di tengah-tengah mereka. Dimana sang pelopor peradabannya adalah Muhammad
bin Abdullah utusan Allah, yang sepanjang sejarah telah membentang dari samudra
ke samudra. Bahkan sampai menguasai sekitar 2/3 dunia. Dan semua penduduknya
tidak ada satu pun yang mengeluhkan kesejahteraan di masa penerapan aturan-Nya.
Adapun jika ada
yang mengeluh kepada pengusa, maka ia tidak perlu gelisah terlalu lama, karena
penguasa yang menjadi khalifah akan segera memberi keadilan kepada orang yang
mengeluh padanya. Inilah fakta sejarah peradaban manusia ketika aturan Islam
yang digunakan dalam Negara dalam hal ini negara yang bernama khilafah
islamiyah.
Namun ketika
demokrasi yang menjadi aturan Negara dalam hal ini di negeri Indonesia sala,
bukan kebaikan yang diperoleh rakyat Indonesia, tapi karakter kebinatangan yang
merajalela dimana-mana. Manusia membunuh anak kandungnya bahkan sejak masih di
dalam kandungan ibunya. Adakah hewan pernah melakukannya
Kasus seperti ini bukan lagi seperti
hewan jika kita sandarkan pada manusia, tapi jaaaauh lebih bejat dari binatang
pada umumnya. Dan kasus seperti ini baru salah satu di antara ribuan masalah
yang terjadi di negeri ini. Masih ada lagi kasus yang begitu tragis lainnya
terkait dengan kebejatan yang dilakukan oleh umat manusia saat ini jika dibandingkan
dengan hewan yang melata. Pernikahan sesama jenis misalnya, atau pemerkosaan
yang dilakukan seorang ayah pada anak kandung perempuannya.
Allahu akbar…..luar biasa bejatnya
Na’udzubillahi min dzaalik….
Jari ini seakan tidak sanggup lagi untuk
mengetik jika terlalu banyak menguraikan banyaknya kerusakan yang terjadi di
negeri ini. Karena begitu menyayat hati jika akal ini terus memikirkannya.
Mengapa semua ini bisa terjadi wahai
saudara-saudara ku sekalian ? Adakah ini kesalahan individu belaka? Atau kerusakan
yang terjadi saat ini disebabkan oleh Negara yang menerapkan aturan Demokrasi
yang bukan dari Allah?
Bukankah kita punya pemerintah, yang di
mana tugasnya adalah untuk mencegah semua kebejatan yang dilakukan oleh warga
Negara ? Jika ini bukan tanggung jawab pemerintah, lalu untuk apa kita
mengangkat penguasa ? Bukankah mereka diangkat untuk mengurusi rakyatnya ?
Mengapa semua ini terjadi wahai
saudara-saudaraku ? Mengapa ? Mengapa semua ini terjadi pada kita?
Hal ini terjadi karena kita tidak mau
menerapkan ATURAN ALLAH. Akan tetapi kita justru mengangkat manusia untuk
membuat aturan yang bertentangan dengan SYARIAH ALLAH. Padahal ALLAH SWT telah
menciptakan kita, maka sesungguhnya yang layak dipakai aturannya adalah aturan
Allah. Bukan aturan yang dibuat oleh manusia-manusia bejat yang ada di parlemen
sana, yang telah membuat aturan seenak hawa nafsunya untuk mengatur seluruh
warga Negara yang kemudian mereka mencampakkan ATURAN PENCIPTA. Padahal mereka
tak tahu apa-apa tentang manusia, karena memang bukan mereka yang menciptakan
manusia. Salah satunya adalah diri mereka sendiri yang penciptanya adalah Allah
SWT.
Apakah kita masih ridho dan masih mau mengangkat
penguasa yang akan menerapkan aturan yang bukan ATURAN ALLAH ?
Allah SWT berfirman:
"Apakah hukum jahiliyah yang mereka kehendaki? Dan hukum siapakah yang lebih baik dari hukum Allah bagi orang-orang yang beriman?" Q.S.al-Maidah: 50.
Aku ingin menyampaikan kepada kita semua wahai
saudara-saudaraku, bukan hanya pemerintah yang akan dituntut ALLAH karena telah membuat aturan yang bertentangan dengan perintah-Nya, akan tetapi kita
juga yang akan dituntut oleh Allah SWT karena telah memilih mereka padahal telah jelas bahwa mereka
akan membuat aturan yang bertentangan dengan ATURAN ALLAH SWT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar