Rabu, 18 Januari 2017

MENYIKAPI PUJIAN

Segala puji hanyalah milik Allah yang telah memberi karunia atasmu. Karunia itu sekaligus ingin mengujimu, apakah engkau semakin bersyukur atau justru menjadi kufur.

Hal yang paling dicari umat manusia namun paling menjerumuskan ialah PUJIAN. Yang ku takutkan ialah jika di Akhirat kelak Allah melemparkan amalku ke wajahku. 

Engkau boleh bergembira atas semua apresiasi yang datang padamu, tapi berhati-hatilah jangan sampai ia menjadi kendaraan tercepat untuk me-Neraka-kanmu.

Bagaimana mungkin engkau bisa tenang terhadap apresiasi itu, sementara tidak engkau tahu bahwa amalmu mendatangkan ridho dari Robb-mu.

Engkau bukan Umar bin Khattab yang marah jika dipuji. Maka bagaimana mungkin engkau dapat bersamanya di Akhirat nanti.

Jika dengan pujian manusia engkau telah bahagia, maka bagaimana mungkin engkau akan dipuji oleh Allah.
Tiada tempat di hati yang mendua, karena di dalam hati terdapat ruang suci yang perlu diisi. Dan ia hanya akan meminta 1 cinta untuk menjadikannya agar tetap suci. Dialah Allah.
Lalu bagaimana mungkin Allah akan menempati ruang suci itu dan mensucikannya jika telah disesaki oleh pekatnya rasa suka akan pujian manusia.

Menuliskan segala apa yang dikuatirkan adalah bagian dari penyucian hati.

Alhamdulillah.....semoga aku, kamu, dia, mereka, dan kita semua tetap menjaga hati hanya untuk Allah semata. Jika ada yang mencoba menyusup ke sela-sela hati akibat lalai, semoga kita dapat tersadari lalu menepisnya hingga hati kita tetap bersih.

Kita memang belum tentu bersih apalagi suci, tapi kita akan tetap berusaha untuk menjadikan ia bersih. Lagian kita memang bukanlah malaikat yang dijamin bersih, oleh sebab itu kita akan terus jatuh bangun untuk memproteksi setiap virus-virus dunia yang terus berusaha memperdayai.

Kita kadang akan terjatuh dan terkalahkan. Tapi tetap bangun dari jatuh adalah upaya yang harus terus menerus dilakukan agar memperoleh kemenangan. Masalah utamanya adalah karena lawan kita berlaku tidak adil, sebab ia dapat memasuki aliran darah dalam setiap denyutan nadi, tapi kita tak dapat memasukinya untuk membuat ia takluk. Jangankan memasukinya, mengindrai keberadaannya saja kita tak dapat melakukannya.

Inilah perang kita yang ekstra luar biasa. Musuh melihat kita, tapi kita tak dapat melihatnya. Namun yakinlah, jika kita menang atas perang melawannya, maka kemenangan itu tidak akan pernah mampu dihargai oleh keseluruhan isi dunia. Kemenangan yang kita raih itu hanya bisa dihargai dengan Surga.
Maka jaga kesucian hati kita, jangan sampai ia disesaki oleh noda yang menggadaikan Surga.

Penghargaan itu tak berharga di hadapan Allah jika menjadi sebab kekufuran anda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar