Selasa, 28 Februari 2017

MENGAPA HIZBUT-TAHRIR MEMBENCI ARAB SAUDI..!? (BAG KE 1)

Oleh: Arif B Iskandar.

Assalamualakum...
Lagi-lagi saya di hadiahi sebuah portal, yang menunding pergerakan tertentu. Seolah-olah pergerakan Khilafah ini adalah momok yang membuat makar..

Coba anda perhatikan judul di atas, MENGAPA HIZBUT-TAHRIR MEMBENCI ARAB SAUDI?

Subhanallah, Sebuah pertanyaan di bolak-balik faktanya. Padahal pergerakan Hizbut Tahrir yang saya kenal, justru mengajak semua elemen masyarakat dan negara, individu, pejabat, birokrasi, akademisi, partai, mahasiswa, buruh, aktivis untuk merangkul mereka semua kembali menerapkan Hak Allah Dan Rasulnya.
Mestinya pertanyaan itu di ganti..

"Mengapa penguasa-penguasa arab khususnya, dan penguasa-penguasa muslim umumnya. Membenci pergerakan Hizbut Tahrir..!?"

Mengapa?

Apakah karena pergerakan ini mempunyai visi dan misi menegakkan khilafah? Mengapa penguasa-penguasa muslim takut ketika mendengar aktivitas khilafah? Sehingga para aktivisnya di sebut teroris, berbuat makar, di tangkap, bahkan di gantung..!?
Lagi-lagi saya bertanya, mengapa..?

Siapa sesungguhnya membenci dan di benci? Hizbut tahrir atau Penguasa arab? Ini dapat dilihat dari ucapan-ucapan mereka. Menurut anda, kata-kata ini, benci atau sayang?

Saya kutip ucapan sosok Ustadz Sofyan Chalid bin Idham Ruray yang baik hati ini:

"Segala cara digunakan kelompok sesat Hizbut Tahrir (HT), walau hanya bermodalkan prasangka-prasangka tak berdasar untuk menjelek-jelekan negeri Arab Saudi, negeri yang terdapat padanya kiblat kaum muslimin dan masjid Nabi shallallahu’alaihi wa sallam, negeri yang memuliakan para ulama dan penuntut ilmu, negeri yang paling banyak diterapkan hukum-hukum Islam, negeri yang paling banyak membantu kaum muslimin di seluruh dunia, di saat Hizbut Tahrir sendiri tak punya negara yang menaungi dan menolong kaum muslimin, bahkan banyak tokoh-tokoh besarnya yang tinggal di negeri-negeri kafir. Ada apa dengan Hizbut Tahrir…?!"

Begitu amarahnya ustadz ini mengatakan pergerakan hizbut tahrir sesat? Boleh saya tau kesesatan hizbut tahrir om sofiyan?

Apakah hizbut tahrir menghalalkan yang haram?

Apakah hizbut tahrir membuat hukum tandingan Allah dan Rasul Nya?

Apakah hizbut tahrir, menganjurkan manusia bermaksiat?

Apakah hizbut tahrir membuat ajaran menyesatkan, tidak shalat, tidak puasa dan tidak mengakui demokrasi dan kerajaan? Atau apakah hizbut tahrir di anggap sesat karna tidak mendukung kebijakan arab saudi?

Atau apakah hizbut tahrir sesat karna meneriakan khilafah..!?

Oh.. Please ustadz, jangan ada dusta di antara kita, sikap anda itulah yang tidak bersahabat..
Saya katakan..

Justru. Sesungguhnya, para penguasa negeri-negeri Arab dan Islam, apabila mereka diseru kepada Allah dan Rasul-Nya. Apabila mereka diseru agar memutus loyalitas mereka kepada kaum kafir penjajah, maka mereka itu menjadi buta dan tuli, seolah-olah di telinganya ada sumbat yang menutupinya.

Begitu juga, apabila mereka diseru agar menggerakkan tentara mereka untuk menolong warga Palestina, Kasymir, dab Chechnya, suriah dan menyelamatkan 1000 ulama-Ulama yang di bantai penguasa syiah iran, menolong warga Irak dan Afghanista atau membantu warga Somalia dan Sudan. Maka mereka melihat kalian seperti orang yang sedang pingsan!!

Dan apabila mereka diseru agar menjadikan negeri-negeri mereka menjadi satu negara saja, negara Khilafah, maka mereka berkata “untuk apa hal bodoh ini?!” Mereka lebih senang hidup tersesat dalam ketercerai-beraian dan perpecahan.

Bukti lain..

Sebuah dokumen rahasia terungkap mengenai hubungan pendiri kerajaan Arab Saudi dengan Inggris dan pendapat mereka tentang pembentukan negara Israel.

Fars News (Rabu, 28/9) melaporkan, beberapa waktu lalu, terkuak dokumen rahasia bersejarah yang mencantumkan pengkhidmatan Raja Abdul Aziz, pendiri kerajaan Arab Saudi, terhadap pemerintah Inggris dan pengkhianatannya terhadap bangsa Palestina.

Dalam dokumen yang untuk pertama kalinya dipublikasikan oleh majalah al-Arabi terbitan Kuwait pada bulan Shawal 1329 Hijriah atau bertepatan pada tahun 1972.

Raja Abdul Aziz dengan tulisan tangannya menyatakan:

“Saya Sultan Abdul Aziz bin Abdul Rahman al-Faisal al-Saud, beribu-ribu kali menyatakan kepada perwakilan Britania, Sir Percy Cox, bahwa saya tidak ada masalah dengan pemberian (wilayah Palestina) kepada kaum Yahudi yang terlantar atau bahkan kepada non-Yahudi dan dalam hal ini saya tidak akan melanggar persetujuan saya sampai hari kiamat...”

Bentuk penghianatan penguasa arab lainnya dalam sebuah tulisan yang berjudul :

“Kesepakatan yang Mengikat Antara Amerika Serikat dan Negara-Negara dalam Dewan Kerjasama Teluk.”
Tulisan tersebut dipersiapkan oleh Husain Musa dan diajukan oleh Said Sayf yang kemudian diterbitkan sebuah media di Beirut.

Isi kesepakatan :

Pada pasal ke-2 dalam kesepakatan tersebut antara lain terdapat pernyataan:

"Pemerintah Arab Saudi menyukai untuk mengambil manfaat berupa bantuan produk senjata dari Amerika dan agar Amerika mengirimkan utusan yang terdiri dari pasukan militer laut dan kekuatan udara sesuai dengan bagian-bagian tertentu dari sejumlah program pelatihan serta membuat satu langkah bagi serah-terima senjata-senjata tersebut.."

Pada pasal ke-4 disebutkan:

"Pemerintah Amerika Serikat siap untuk berdasarkan pengajuan permintaan bantuan senjata mengutus sejumlah orang yang memiliki kemampuan dan kapabilitas dari kalangan tentara darat, laut, dan udara Amerika untuk menyelenggarakan pelatihan penggunaan perangkat militer sebagaimana yang diminta dalam kesepakatan.."

Pada pasal 5 dinyatakan:

"Amerika, sejauh mungkin, akan menerima para pelajar Arab Saudi dan kalangan militernya yang dipandang layak untuk belajar dan mengikuti pelatihan di Amerika.."

Bukti lain Studi yang dilakukan oleh DR. Walid Saed al-Bayati berjudul.

“Arab Saudi dan Israel Penjahat Terbesar Sejarah Modern”

Menyatakan:

"Bahwa tujuan pembentukan kerajaan Arab Saudi adalah faktor utama didirikannya rezim Israel dan keberlanjutan rezim ini setelah kurang dari 16 tahun sejak berdirinya kerajaan Saudi. Studi ini menyatakan bahwa kedekatan historis dan gen antara rezim Israel dan kerajaan Arab Saudi menguatkan adanya kemiripan bahkan sampai pada batas kesamaan secara sempurna di antara keduanya..
(Sumber : “Aly Sa’ud, Min Aina? wa Ilaina?” yang ditulis oleh Muhammad Sakher)

Demikian inilah kondisi penguasa arab (Arab Spring). Sesungguhnya, dalam hal ini siapa yang menyesatkan? Penguasa Arab saudi!? Atau Pergerakan Khilafah..?
BERSAMBUNG JUDUL BERIKUTNYA:

"KENAPA PENGUASA ARAB ANTI KHILAFAH?"

KENAPA PENGUASA ARAB ANTI KHILAFAH? (BAG KE 2)

Maaf, ini adalah bacaan untuk orang yang berpikir. Yang tidak mau berpikir, yang lebih banyak menggunakan rasa amarah murka, dendam dan benci dan sejenisnya dilarang keras membaca tulisan ini. Kenapa? Karena bisa merusak aqidah dan tauhid anda.
Sekali lagi maaf, ini bukan fatwa. Ini adalah refleksi dan sikap saya pribadi dalam menulis, maka sangat dianjurkan untuk tidak membaca tulisan ini, apalagi jika iman anda sudah setinggi langit. Tulisan ini tidak akan berbasa-basi. No compromise!

Hidup ini sederhana, jangan buat gaduh kalau tidak ingin di buat gaduh, jangan cari-cari masalah kalau ngak ingin bermasalah, jangan menuduh bukan-bukan tanpa bukti atau fakta. Mari kita berbicara ilmiah.
Pertama-tama, saya ingin bertanya kepada anda, menurut anda, apakah memperjuangkan Khilafah merupakan kesalahan? Menyesatkan? Atau bid'ah lah kata orang yang aqidahnya setinggi langit. Apakah sesat!?

"Jika menegakkan khilafah suatu kesalahan dan menyesatkan, saya minta bukti dari segi Al Quran, Sunnah, Ijma dan Qiyas?"

Kedua, saya masih bertanya, jika saya memperjuangkan khilafah adalah kesalahan dan menyesatkan, walau 4 imam madzhab mewajibkannya. Lalu bagaimana orang yang mengingkari khilafah?

Berkaitan dengan ini, saya lebih spesifik lagi, kenapa negara arab dan penguasa-penguasa arab menolak khilafah? Apakah karna tidak ada dalilnya? Atau karna faktor dendam dan benci!?

Saya akui...
Salah satu kehebatan negara Arab Saudi selama ini adalah keberhasilannya dalam menipu kaum Muslim, seakan-akan negaranya merupakan cerminan dari negara Islam yang menerapkan al-Quran dan Sunnah.
Keluarga Kerajaan juga menampilkan diri mereka sebagai pelayan umat hanya karena di negeri mereka ada Makkah dan Madinah yang banyak dikunjungi oleh kaum Muslim seluruh dunia.

Penguasa Saudi juga terkesan banyak memberikan bantuan kepada kelompok-kelompok Islam maupun negeri-negeri Islam untuk mencitrakan mereka sebagai "pelayan umat" dan penjaga dua masjid suci Khadim al-Haramain.

Akan tetapi, citra seperti itu semakin pudar mengingat sepak terjang keluarga Kerajaan selama ini, terutama persahabatannya dengan Amerika dan sekutunya yang mengorbankan kaum Muslim.

Arab Saudi merupakan salah satu negara di Dunia Islam yang cukup strategis, terutama karena di negara tersebut terdapat Baitullah di Makkah yang menjadi pusat ibadah haji kaum Muslim seluruh dunia. Apalagi perjalanan Islam tidak bisa dilepaskan dari wilayah Arab Saudi. Sebab, di sanalah Rasulullah saw. lahir dan Islam bermula hingga menjadi peradaban besar dunia.
Arab Saudi juga sering menjadi rujukan dalam dunia pendidikan Islam karena di negara tersebut terdapat beberapa universitas seperti King Abdul Aziz di Jeddah dan Ummul Qura di Makkah yang menjadi tempat belajar banyak pelajar Islam dari seluruh dunia.
Dari negara ini, muncul Gerakan Wahabi yang banyak membawa pengaruh di Dunia Islam. Lebih jauh, Saudi sering dianggap merupakan representasi negara Islam yang berdasarkan al-Quran dan Sunnah.

Namun demikian, di sisi lain, Saudi juga merupakan negara yang paling banyak dikritik di Dunia Islam. Sejak awal pembentukannya, negara ini dianggap memberontak terhadap Khilafah Utsmaniyah.
Sejarahnya juga penuh dengan pertumpahan darah lawan-lawan politiknya. Banyak pihak juga menyoroti tindakan keras yang dilakukan oleh rezim ini terhadap pihak-pihak yang menentang kekuasaan Keluarga Saud.

Tidak hanya itu, Saudi juga dikecam karena menyediakan daerahnya untuk menjadi pangkalan militer AS.

Kehidupan keluarga kerajaan yang penuh kemewahan juga banyak menjadi sorotan. Secara ekonomi, Saudi juga menjadi incaran negara-negara besar di dunia karena faktor kekayaan minyaknya.

PENGUASA ARAB PERSAHABATAN DENGAN ISRAEL (BAG KE 3)

Oke, ini mulai nampak terang benerang, siapa sesungguhnya yang tersesat dan penghianat itu, saya atau anda?

Sebagai sesama muslim, tentu anda dan saya tidak suka berbau sesatkan? Apalagi saudara itu sampai saling berkhianat. Untuk menutupi penghianatan itu. Hanya satu cara, Klaim ahlu sunnah. Klaim Salaf, klaim ini dan itu. Bolehlah, namun fakta sejarah tidak dapat di bohongi.

Mengutip Perkataan David Ben Gurion. Perdana Menteri Israel yang pertama:

“Seandainya saya seorang pemimpin Arab, saya tidak akan pernah menandatangani sebuah perjanjian dengan Israel. Adalah hal yang normal; kami telah merampas negara mereka. Benarlah, Tuhan menjanjikan tanah itu kepada kami, tapi bagaimana hal itu dapat menarik perhatian mereka? Tuhan kami bukanlah Tuhan mereka. Telah ada Anti Semitisme, Nazi, Hitler, Auschwitz, tapi apakah itu kesalahan mereka? Mereka tidak melihat malainkan satu hal: kami telah datang dan telah mencuri tanah mereka. Kenapa mereka mau menerima itu?” Begitu katanya.
(BACA : Kutipan oleh Nahum Goldmann in Le Paraddoxe Juif. The Jewish Paradox :121)

Bahkan Ben Gurion, perdana menteri pertama Israel menganggap penanda tanganan sebuah perjanjian dengan seorang penguasa muslim dengan Negara Israel adalah suatu pengkhianatan atas masyarakat yang mereka wakili.

Namun, pada hari ini para penguasa muslim itu tidak hanya puas dengan pengkhianatan yang mereka lakukan dengan menanda tangani perjanjian-perjanjian dengan Negara Israel, bahkan mereka juga bekerja untuk melakukan normalisasi hubungan antara Negara yang keberadaanya tidak sah itu dengan Negara-negara muslim dan mereka juga melawan setiap penentangan atas Negara penjajah Israel.

Hal inilah yang menyebabkan mengapa Ben Gurion menganggap para penguasa muslim itu berada satu tenda dengan Israel ketika dia mengatakan bahwa para penguasa Arab adalah barisan pertama pertahanan bagi Israel, dia juga mengatakan “Para rezim muslim adalah artifisial dan mudah bagi kamu untuk menganggap remeh mereka”

Apa yang dia maksud sebagai artifisial adalah bahwa para penguasa muslim itu telah dipaksakan keberadaanya atas ummat sejak dihancurkannya Khilafah Usmani pada tahun 1924.
(BACA : David Ben-Gurion, Mei 1948, kepada Staf Umum. Dari Ben-Gurion, A Biography, karangan Michael Ben-Zohar, Delacorte, New York 1978)

Pertanyaannya adalah, mengapa penguasa arab tidak bisa lepas dari cengkraman israel dan amerika?
Kaitannya...

Mengapa penguasa arab anti terhadap khilafah, anti pergerakan khilafah? Dan menyesatkan perjuangan khilafah?

Jika penguasa arab anti khilafah, klaim negara islam arab itu hanya omong kosong! Negara islam kok anti khilafah?

"Ada main sama yahudi dan amerika ya? "hayoo ngaku.
Benarkah Saudi merupakan negara Islam?
Jawabannya, “Tidak sama sekali"

Apa yang dilakukan oleh negara ini justru banyak yang menyimpang dari syariat Islam. Beberapa bukti antara lain:

Berkaitan dengan sistem pemerintahan, dalam pasal 5A Konstitusi Saudi ditulis:

"Pemerintah yang berkuasa di Kerajaan Saudi adalah Kerajaan. Dalam Sistem Kerajaan berarti kedaulatan mutlak ada di tangan raja"

Artinya Rajalah yang berhak membuat hukum. Meskipun Saudi menyatakan bahwa negaranya berdasarkan pada al-Quran dan Sunnah, dalam praktiknya, dekrit rajalah yang paling berkuasa dalam hukum.

"Sementara itu, dalam Islam, bentuk negara adalah Khilafah Islamiyah, dengan kedaulatan ada di tangan Allah SWT"

Dalam sistem kerajaan, rajalah yang juga menentukan siapa penggantinya; biasanya adalah anaknya atau dari keluarga dekat, sebagaimana tercantum dalam pasal 5C:

"Raja memilih penggantinya dan diberhentikan lewat dekrit kerajaan. Siapa pun mengetahui, siapa yang menjadi raja di Saudi haruslah orang yang sejalan dengan kebijakan AS"

"Sementara itu, dalam Islam, Khalifah dipilih oleh rakyat secara sukarela dan penuh keridhaan"

Dalam bidang ekonomi, dalam praktiknya, Arab Saudi menerapkan sistem ekonomi kapitalis. Ini tampak nyata dari dibolehkannya riba (bunga) dalam transaksi nasional maupun internasional di negara itu.

Hal ini tampak dari beroperasinya banyak bank ribawi di Saudi seperti The British-Saudi Bank, American-Saudi Bank, dan Arab-National Bank. Hal ini dibenarkan berdasarkan bagian b pasal 1 undang-undang Saudi yang dikeluarkan oleh Raja (No M/5 1386 H).

Saudi juga menjadi penyumbang saham IMF, organisasi internasional bentuk AS yang menjadi "lintah darat " yang menjerat Dunia Islam dengan riba.
Saudi adalah penanam saham no. 6 yang terbesar dalam organisasi itu. Ada bukti lain yang menunjukkan bahwa ekonomi Saudi adalah ekonomi kapitalis, yakni bahwa Saudi menjadikan tambang minyak sebagai milik individu (keluarga Kerajaan dan perusahaan asing), padahal minyak adalah milik umum (milkiyah ‘amah) yang tidak boleh diberikan kepada individu.
Kerajaan Saudi juga dibangun atas dasar rasialisme dan nasionalisme. Hal ini tampak dari pasal 1 Konstitusi Saudi yang tertulis:

"Kerajaan Saudi adalah Negara Islam Arab yang berdaulat (a sovereign Arab Islamic State).
Sementara itu, dalam Islam, Khilafah adalah negara Islam bagi seluruh kaum Muslim di dunia, tidak hanya khusus orang Arab. Tidak mengherankan kalau di Saudi seorang Muslim yang bukan Saudi baru bisa memiliki bisnis atau tanah di Saudi kalau memiliki partner warga Saudi.

Atas dasar kepentingan nasional, Raja Fahd pada 1997 mengusir ratusan ribu Muslim di luar Saudi (sebagian besar dari India, Pakistan, Mesir, dan Indonesia) dari Arab Saudi karena mereka dicap sebagai pekerja ilegal.

Bahkan, untuk beribadah haji saja mereka harus memiliki paspor dan visa. Sementara itu, dalam Islam, setiap Muslim boleh bekerja dan berpergian di wilayah manapun dari Daulah Khilafah Islamiyah dengan bebas. Pada saat yang sama, Saudi mengundang ratusan non-Muslim dari Eropa dan tentara Amerika untuk bekerja di Saudi dan menempati pangkalan militer di negara itu.

Tidak hanya itu, demi alasan keamanan keluarga Kerajaan, berdasarkan data statistik kementerian pertahanan AS, negara-negara Teluk (termasuk Saudi) sejak tahun 1990-November 1995 telah menghabiskan lebih dari 72 miliar dolar dalam kontrak kerjasama militer dengan AS. Saat ini, lebih dari 5000 personel militer AS tinggal di Saudi.

MEMBERONTAK KEPADA KHILAFAH, BERSEKUTU DENGAN INGGRIS.

Secara resmi, negara ini memperingati kemerdekaannya pada tanggal 23 September. Pada saat itulah, tahun 1932, Abdul Aziz yang dikenal juga dengan sebutan Ibnu Sa‘ud.

Memproklamirkan berdirinya Kerajaan Saudi Arabia "al-Mamlakah al-‘Arabiyah as-Su‘udiyah" Abdul Aziz pada saat itu berhasil menyatukan dinastinya. Menguasai Riyad, Nejed, Ha-a, Asir, dan Hijaz.

Abdul Aziz juga berhasil mempolitisasi pemahaman Wahabi untuk mendukung kekuatan politiknya. Sejak awal, Dinasti Sa‘ud secara terbuka telah mengumumkan dukungannya dan mengadopsi penuh ide Wahabi yang dicetuskan oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab yang kemudian dikenal dengan Gerakan Wahabi. Dukungan ini kemudian menjadi kekuatan baru bagi Dinasti Sa‘ud untuk melakukan perlawanan terhadap Khilafah Islamiyah.

Hanya saja, keberhasilan Dinasti Sa‘ud ini tidak lepas dari bantuan Inggris. Mereka bekerjasama untuk memerangi pemerintahan Khilafah Islamiyah. Sekitar tahun 1792-1810, dengan bantuan Inggris mereka berhasil menguasai beberapa wilayah di Damaskus. Hal ini membuat Khilafah Islamiyah harus mengirim pasukannya untuk memadamkan pemberontakan ini.
Fase pertama, pemberontakan Dinasti Saud berhasil diredam setelah pasukan Khilafah Islamiyah berhasil merebut kota ad-Diriyah.

Namun kemudian, beberapa tahun kemudian, Dinasti Sa‘ud, di bawah pimpinan Abdul Aziz bin Abdurrahman, berupaya membangun kembali kekuataannya. Apalagi pada saat itu, Daulah Khilafah Islamiyah semakin melemah.

Pada tahun 1902, Abdul Aziz menyerang dan merebut kota Riyadh dengan membunuh walinya Gubernur Khilafah ar-Rasyid.

Pasukan Aziz terus melakukan penaklukan dan membunuh pendukung Khilafah Utsmaniyah dengan bantuan Inggris.

"Salah satu sahabat dekat Abdul Aziz Abdurrahman adalah Harry St. John Pilby, yang merupakan agen Inggris"

Philby menjuluki Abdul Aziz bin Abdurrahman sebagai “Seorang Arab yang Beruntung”, sementara Abdul Aziz menjulukinya dengan “Bintang Baru dalam Cakrawala Arab”

Philby adalah orang Inggris yang ahli Arab yang telah lama menjalin hubungan baik dengan Keluarga Sa‘ud sejak misi pertamanya ke Nejed pada tahun 1917. Pada tahun 1926, Philby tinggal di Jeddah. Dikabarkan kemudian, Philby masuk Islam dan menjadi anggota dewan penasihat pribadi Raja pada tahun 1930.
(Lihat: Goerge Lenczowsky, Timur Tengah di Tengah Kencah Dunia, hlm. 351).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar