Minggu, 19 Oktober 2014

UNTUK MU MAHASISWA, AGAR DEMOKRASI TAK LAGI ENGKAU AMBIL

Ada sebagian orang yang tetap ngotot menjadikan demokrasi sebagai pandangan hidup dalam mengatur kehidupan bernegara. Dan itu mereka lakukan hanya karena melihat eropa barat telah maju di dunia dengan tekhnologinya. Ada juga yang menerima demokrasi karena ia memberikan kebebasan berbicara, bahkan ada yang tetap mengambilnya dan berkata “undang-undang di negeri ini sudah bagus, cuman penguasanya yang salah”.
            Saudaraku para mahasiswa sekalian
Saya ingin mengatakan bahwa islam sama sekali tidak melarang kita untuk mengambil benda2 atau tekhnologi yang datang dari luar islam, entah itu dari barat, eropa maupun dari china. karena memang itu dibolehkan, kecuali ada dalil yang mengindikasikan keharamannya. Tapi bukan berarti itu menjadi dalih bagi kita untuk mengambil demokrasi sebagai aturan kehidupan. Jika boleh kita bertanya, dari mana teori tekhnology itu didapatkan,..? dan darimana dunia kesehatan itu berasal...? orang kafir barat pun tahu kok, siapa bapak kesehatan, siapa penemu teori pesawat, siapa penemu algoritma sehingga manusia di masa kini mampu membuat HandPhone, Komputer dan sebagainya, siapa penemu lensa kaca, kimia, biologi, botani..dan yang lainnya kalau bukan dari kaum muslimin. Yakni ibnu sina, abbas ibn firnas, al khawarizmi, ibn haitham dan para ilmuan muslim lainnya. Dan kita juga mesti tahu, bahwa tidak satupun ilmuan muslim itu yang tidak memahami al-qur’an. Lalu pertanyaan yang tidak kalah penting adalah, Dari peradaban mana para ilmuan ini dilahirkan...? dari peradaban mana para ilmuan yang mencetuskan teori2 tekhnologi ini bermunculan..? maka jawabannya hanya ada satu, yakni dari peradaban Khilafah Islam. Takbir....
Adapun bagi mereka yang mengambil demokrasi karena ia memiliki kebebasan dalam memilih dan mengemukakan pendapat. Kami tidak menafi’kan hal itu, dan hal itu teleh menjadi realitas saat ini. namun hal itu tidak boleh membelenggu akal fikiran kita untuk mengkritisinya lebih jauh. Ya, demokrasi memang memberi kebebasan, baik dalam mengemukakan pendapat maupun dalam menentukan sebuah pilihan. Tapi apakah semua pilihan yang akan kita tentukan harus melalui demokrasi...? apakah untuk belanja di sebuah toko, memilih merek sandal, ingin bercerita dengan orang lain harus melalui demokrasi...? maka saya fikir tidak. Itu adalah sesuatu yang sebodoh apapun orang tak akan ia lakukan. Tapi untuk memilih seperti apa aturan yang sebagian orang inginkan, umat islam misalnya; yang menginginkan agar aturan islam diterapkan dalam kehidupan, apakah demokrasi membebaskannya...? jawabannya tidak. Karena demokrasi adalah aturan penjajah, dan penjajah tidak akan pernah membiarkan aturan Syariah dan Khilafah diterapkan oleh umat muslim dunia. Karena mengapa..? karena bangsa eropa barat dalam melakukan penjajahannya memiliki tiga tujuan, yakni GOLD, GLORY dan GOSPEL(Agama). Maka itu menjadi sebuah kemustahilah yang terjadi, karena Syariah dan Khilafah tidak akan membiarkan para penjajah mengaplikasikan apa yang menjadi tujuan mereka.
Sekitar 350 thun negeri ini di jajah. Dan penjajahan saat itu dilakukan dengan mengangkat senjata. Agar tujuan yang diinginkannya tercapai hingga tak ada lagi anak bangsa yang hendak membantah. Tapi itu dulu, sejak 4 abad yang lalu. Namun saat ini cukup dengan kebebasan ala Demokrasi, dengan Undang-undang yang bernuansa telah diintervensi. Sumber daya Alam kita dengan mudah mereka keruk, agama kita dengan mudah mereka lecehkan, saudara kita dengan mudah mereka murtadkan, Syariah dan Khilafah kita dengan mudah mereka distorsikan. Sehingga telah mampu meninabobokan kita dalam keterperukan yang terbalut oleh kemewahan tekhnology yang mereka rancang.
Ya, demokrasi memang memiliki kebebasan, yakni membuat manusia bebas melakukan kemaksiatan, dan telah melahirkan berbagai macam kesengsaraan, kerusakan dan kepiluan ditengah-tengah umat islam. Sehingga RAKSASA yang oleh bangsa barat takut ia terbangunkan, itu tetap tertidur yang entah kapan ia terbangunkan. Namun perlihatkanlah wahai saudaraku para mahasiswa sekalian, perlihatkanlah kepada kaum kuffar dan kaum munafikin, bahwa kita telah bangkit, bahwa RAKSASA yang mereka takutkan mulai bangkit. Dan kebangkitan itu terjadi karena demokrasi akan segera dihempaskan dari peradaban dunia, dan menggantinya dengan IDEOLOGI yang telah Allah janjikan bagi umat muslim dunia akan penegakannya. Bahwa Dia akan menghilangkan rasa takut dan kesengsaraan ditengah-tengah mereka. Lalu menggantinya dengan peraban GEMILANG yakni Syariah dan KHILAFAH..Takbir...
Maka, marilah kita pahami islam dengan baik, lalu kita jadikan ia sebagai ilmu terapan, bukan semata pengetahuan yang mengisi ruang-ruang pemikiran. Harapan dari semua itu apa...> agar kita bisa berkata dengan sekeras-kerasnya kepada para pengusung demokrasi-kapitalisme. “isyhadu lianna muslimun”, saksikanlah, bahwa aku adalah seorang muslim. Dan dengarkanlah “WE NEED KHILAFAH, NOT DEMOKRASI”
Wahai saudaraku para mahasiswa

Kalau engkau diam, maka tak ubahnya engkau dengan batu. Dan sesungguhnya, wahai mahasiswa, kampus-kampus mu tidak didirikan untuk mencetak batu bata. Maka kritislah! Suarakan kebenaran yang ada pada agama yang kalian yakini kebenarannya, ungkapkan apa yang mengusik batinmu, ceritakan apa yang kaulihat dan biarkan dunia tahu. Satu suara pemuda mungkin takkan digubris; tapi puluhan, bahkan ratusan suara para pemuda, akan memberi sesuatu yang lebih dari sekedar kata. Berhentilah diam dan mulailah menggerakkan lisan. Agar engkau tak menjadi sampah peradaban ! (Abdullah Salam el-Fath).