Selasa, 20 Desember 2016

Analisis Tajam Nitizen Terhadap Kasus Penembakan Dubes Rusia



“Duta Besar (Dubes) Rusia untuk Turki, Andrei Karlov, tewas ditembak saat mengunjungi sebuah galeri seni di ibukota Turki, Antara, pada Senin (19/12) waktu setempat. Beberapa orang lainnya dilaporkan juga terluka dalam serangan itu.” eramuslim.com

 
Hal ini langsung mengundang perhatian seluruh dunia, bahkan sampai menjadi viral di dunia maya. Ada banyak tanggapan yang terlontar dari masyarakat, baik yang pro maupun yang kontra terhadap aksi yang dilakukan oleh mantan polisi tersebut. Ada yang mengatakan bahwa hal itu hanyalah tipu daya yang dilakukan oleh Amerika beserta antek-anteknya. Sebagaimana yang dikatakan oleh pemilik akun Facebook Dy Humairoh Al-Jarrah. Di dalam mengomentari sebuat status yang diunggah oleh Abdullah Salam El-fath di akun jejaring sosialnya, Abdullah mengapload status dengan kelimat

“Dengar-dengar ada Polisi Turki yang menembak Dubes Rusia, you are Superman.”

Kemudian ditanggapi oleh Dy Humairoh Al-Jarrah dengan mengatakan,

Itu tipu daya, sekali lg mreka ingin militer turki segera angkat senjata. tpi kali ini amerika yg akn sangat sangat d untungkn jika, turki dn suriah perang, amerika ingn mnjadikan suriah seperti libya, tp trhalang oleh assad. (semacam d adu domba bgituhttps://static.xx.fbcdn.net/images/emoji.php/v6/f7e/1/16/1f64d.png🙍)”. 

Sebelumnya Dy Humairoh Al-Jarrah mengatakan bahwa, pelakunya adalah seorang mantan polisi yang dipecat oleh Erdogan karena terlibat kerja sama dengan Fethullah Gülen, untuk kudeta Presiden Erdogan. Lalu Abdullah Salam El-fath menanggapinya dengan mengatakan,

“Kalau analisis saya, polisi itu bukan ingin memecah belah, tapi karena rasa geram yang begitu kuat hingga tak terkendalikan lagi atas apa yang telah dilakukan oleh Rusia kepada kaum Muslimin di Aleppo. Sebagaimana beberapa orang Muslim di Prancis yang membunuh pegawai Charly Hebdo karena geram atas kekurangajaran mereka dalam menggambar karikatur Rasul.” Kemudian lanjut Abdullah, dan pemecatan yang dilakukan oleh Erdogan kepadanya, itu menandakan bahwa Erdogan benar-benar ingin berkuasa tanpa ada yang menyainginya. Tetapi justru berterima kasih yang sebesar-besarnya kepada Vladimir Putin sebagai penguasa Rusia karena telah memberi dukungan yang besar padanya. Istilah saya, Erdogan termasuk tipe pemimpin yang mirip Megawati (Jokowi), menurunkan setiap mentri yang bertentangan dengan kepentinganya. Dan berterima kasih yang sebesar-besarnya kepada China. Cuman bedanya, Erdogan ke Rusia sedangkan Megawati yang membayangi Jokowi ke China. Saya kira begitu adanya. Adapun kasus Gulen, saya membaca banyak berita tentangnya, tetapi beliau tidak mengakui sama sekali tuduhan yang diberikan padanya. Entahlah, mungkin ada bukti nyata bahwa memang dia pelaku di balik upaya kudeta kemarin...?

Dy Humairoh Al-jarroh belum menanggapi balik, 

Kemudian setelah menjelang beberapa jam, Abdullah Salam El-fath, melanjutkan komentarnya dengan mengatakan, 

“Ternyata analisis saya benar, baru saja saya membaca berita tentang penembak itu di eramuslim, pasca menembak, ia mengatakan bahwa "jangan lupakan Aleppo". berarti ada kaitannya dengan kegeraman itu. sedangkan Erdogan marah besar akibat penembakan itu, katanya bisa mengakibatkan normalisasi Rusia-Turki terganggu. Dan ternyata benar juga bahwa Turki-Rusia memang sangat harmonis. Pantaslah jika saya berfikir, mengapa Turki tidak mengusir kedubes Rusia setelah apa yang Rusia lakukan kepada kaum Muslimin Aleppo, sedangkan Arab Saudi mengusir dubes Rusia...?? Ternyata terjawab sudah, bahwa Turki tetap enjoy bersahabat dengan negara yang bersimbah darah kaum Muslimin. Kalau istilahnya Rasul : "Seseorang itu menurut agama teman dekatnya,.." HR. Abu Daud dan Tirmidzi, dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Silsilah Ash-Shahihah, no. 927.
Entah Erdogan itu terkena hadis tersebut atau tidak, sebab ia begitu akrab dengan Rusia. Dan tidak mungkin Erdogan akan bersahabat dengan Rusia kalau ia tidak menganggap Rusia sebagai teman baik dalam hal menjaga kepentingan dia. Dan kalau melihat relevansi hadis di atas dengan hadis lain yang mengatakan, Rasulullah bersabda: "Permisalan teman duduk yang baik adalah seperti penjual minyak wangi, bisa jadi ia akan memberimu minyak wangi, atau kamu akan membeli darinya atau kamu akan mendapat bau harum darinya." HR. Bukhari No. 2101, Muslim No. 2628.
Dan sekali lagi, mungkin Erdogan menganggap Rusia sebagai teman yang baik, sehingga ketika Rusia bersimbah darah kaum Muslimin Aleppo, Erdogan pun memperoleh wangi darah tersebut dan ikut mencium baunya. Subhnallah, alangkah harumnya darah-darah itu. https://static.xx.fbcdn.net/images/emoji.php/v6/f4c/1/16/1f642.png:)
Itu bukan saya yang ngomong loh ya, tapi Rasul. Karena beliau mengatakan bahwa seseorang tergantung teman dekatnya dan teman yang baik itu seperti pernjual minyak wangi.
Subhanallah, begitu taatnya Erdogan kepada hadis Rasul tersebut, sehingga ia berteman dengan orang baik yang telah diibaratkan Rasul sebagai penjual minyak wangi. Dan lebih hebatnya lagi, minyak wangi yang dipakai oleh teman dekat Erdogan itu adalah berbahan dari darah kaum Muslimin Aleppo. wow....Your Idol is The Best Dy Humairoh Al-jarroh.

Demikianlah perbincangan nitizen terkait analisis mereka terhadap kasus penembakan seorang mantan polisi Turki kepada seorang Dubes Rusia 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar