“Duta Besar (Dubes) Rusia untuk Turki, Andrei Karlov, tewas
ditembak saat mengunjungi sebuah galeri seni di ibukota Turki, Antara, pada
Senin (19/12) waktu setempat. Beberapa orang lainnya dilaporkan juga terluka dalam
serangan itu.” eramuslim.com
Hal ini langsung mengundang perhatian seluruh dunia, bahkan sampai
menjadi viral di dunia maya. Ada banyak tanggapan yang terlontar dari masyarakat,
baik yang pro maupun yang kontra terhadap aksi yang dilakukan oleh mantan
polisi tersebut. Ada yang mengatakan bahwa hal itu hanyalah tipu daya yang
dilakukan oleh Amerika beserta antek-anteknya. Sebagaimana yang dikatakan oleh
pemilik akun Facebook Dy Humairoh Al-Jarrah. Di dalam mengomentari sebuat
status yang diunggah oleh Abdullah Salam El-fath di akun jejaring sosialnya,
Abdullah mengapload status dengan kelimat
“Dengar-dengar ada Polisi Turki yang menembak Dubes Rusia, you are
Superman.”
Kemudian ditanggapi oleh Dy Humairoh Al-Jarrah dengan mengatakan,
“Itu tipu daya, sekali lg mreka ingin
militer turki segera angkat senjata. tpi kali ini amerika yg akn sangat sangat
d untungkn jika, turki dn suriah perang, amerika ingn mnjadikan suriah seperti
libya, tp trhalang oleh assad. (semacam d adu domba bgitu
🙍)”.

Sebelumnya Dy Humairoh Al-Jarrah
mengatakan bahwa, pelakunya adalah seorang mantan polisi yang dipecat oleh
Erdogan karena terlibat kerja sama dengan Fethullah
Gülen, untuk kudeta Presiden Erdogan. Lalu Abdullah
Salam El-fath menanggapinya dengan mengatakan,
“Kalau analisis saya, polisi itu bukan
ingin memecah belah, tapi karena rasa geram yang begitu kuat hingga tak
terkendalikan lagi atas apa yang telah dilakukan oleh Rusia kepada kaum Muslimin
di Aleppo. Sebagaimana beberapa orang Muslim di Prancis yang membunuh pegawai
Charly Hebdo karena geram atas kekurangajaran mereka dalam menggambar karikatur
Rasul.” Kemudian lanjut Abdullah, dan
pemecatan yang dilakukan oleh Erdogan kepadanya, itu menandakan bahwa Erdogan
benar-benar ingin berkuasa tanpa ada yang menyainginya. Tetapi justru berterima
kasih yang sebesar-besarnya kepada Vladimir Putin sebagai penguasa Rusia karena
telah memberi dukungan yang besar padanya. Istilah saya, Erdogan termasuk tipe
pemimpin yang mirip Megawati (Jokowi), menurunkan setiap mentri yang
bertentangan dengan kepentinganya. Dan berterima kasih yang sebesar-besarnya
kepada China. Cuman bedanya, Erdogan ke Rusia sedangkan Megawati yang
membayangi Jokowi ke China. Saya kira begitu adanya. Adapun kasus Gulen, saya
membaca banyak berita tentangnya, tetapi beliau tidak mengakui sama sekali
tuduhan yang diberikan padanya. Entahlah, mungkin ada bukti nyata bahwa memang
dia pelaku di balik upaya kudeta kemarin...?
Dy Humairoh Al-jarroh belum menanggapi balik,
Kemudian setelah menjelang beberapa
jam, Abdullah Salam El-fath, melanjutkan komentarnya dengan mengatakan,
“Ternyata analisis saya benar, baru
saja saya membaca berita tentang penembak itu di eramuslim, pasca menembak, ia
mengatakan bahwa "jangan lupakan Aleppo". berarti ada kaitannya
dengan kegeraman itu. sedangkan Erdogan marah besar akibat penembakan itu, katanya
bisa mengakibatkan normalisasi Rusia-Turki terganggu. Dan ternyata benar juga
bahwa Turki-Rusia memang sangat harmonis. Pantaslah jika saya berfikir, mengapa
Turki tidak mengusir kedubes Rusia setelah apa yang Rusia lakukan kepada kaum
Muslimin Aleppo, sedangkan Arab Saudi mengusir dubes Rusia...?? Ternyata terjawab sudah, bahwa Turki
tetap enjoy bersahabat dengan negara yang bersimbah darah kaum Muslimin. Kalau
istilahnya Rasul : "Seseorang itu menurut agama teman dekatnya,.." HR. Abu Daud dan Tirmidzi, dishahihkan
oleh Syaikh Al-Albani dalam Silsilah Ash-Shahihah, no. 927.
Entah Erdogan itu terkena hadis
tersebut atau tidak, sebab ia begitu akrab dengan Rusia. Dan tidak mungkin
Erdogan akan bersahabat dengan Rusia kalau ia tidak menganggap Rusia sebagai
teman baik dalam hal menjaga kepentingan dia. Dan kalau melihat relevansi hadis
di atas dengan hadis lain yang mengatakan, Rasulullah bersabda:
"Permisalan teman duduk yang baik adalah seperti penjual minyak wangi,
bisa jadi ia akan memberimu minyak wangi, atau kamu akan membeli darinya atau
kamu akan mendapat bau harum darinya." HR. Bukhari No. 2101, Muslim No.
2628.
Dan sekali lagi, mungkin Erdogan
menganggap Rusia sebagai teman yang baik, sehingga ketika Rusia bersimbah darah
kaum Muslimin Aleppo, Erdogan pun memperoleh wangi darah tersebut dan ikut
mencium baunya. Subhnallah, alangkah harumnya darah-darah itu.
:)
Itu bukan saya yang ngomong loh ya, tapi Rasul. Karena beliau mengatakan bahwa seseorang tergantung teman dekatnya dan teman yang baik itu seperti pernjual minyak wangi.
Subhanallah, begitu taatnya Erdogan kepada hadis Rasul tersebut, sehingga ia berteman dengan orang baik yang telah diibaratkan Rasul sebagai penjual minyak wangi. Dan lebih hebatnya lagi, minyak wangi yang dipakai oleh teman dekat Erdogan itu adalah berbahan dari darah kaum Muslimin Aleppo. wow....Your Idol is The Best Dy Humairoh Al-jarroh.

Itu bukan saya yang ngomong loh ya, tapi Rasul. Karena beliau mengatakan bahwa seseorang tergantung teman dekatnya dan teman yang baik itu seperti pernjual minyak wangi.
Subhanallah, begitu taatnya Erdogan kepada hadis Rasul tersebut, sehingga ia berteman dengan orang baik yang telah diibaratkan Rasul sebagai penjual minyak wangi. Dan lebih hebatnya lagi, minyak wangi yang dipakai oleh teman dekat Erdogan itu adalah berbahan dari darah kaum Muslimin Aleppo. wow....Your Idol is The Best Dy Humairoh Al-jarroh.
Demikianlah perbincangan nitizen terkait analisis mereka terhadap kasus penembakan seorang mantan polisi Turki kepada seorang Dubes Rusia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar