Orang cerdas itu tidak terjebak oleh istilah. Ia harus memahami terlebih dahulu latar belakang istilah itu muncul.
Setelah latar belakangnya diketahui, baru dihukumi. Bukan baru mendengar sebuah istilah langsung dihukumi, Paranoid amat sih. Amat aja ngga' kaya gtu.
Contoh kasus yang terbaru saat ini. Istilah Om Telolet Om. Om yang dimaksud itu adalah bapak2 yang mengendarai Bus Way, dan Telolet itu adalah bunyi Klakson Bus yang dikendarai oleh Om itu.
Bunyinya telolet...telolet...gtu.
Bukan Om Sok Taw, eh maaf, maksudnya Om Swasti Yastu, yang menjadi ajaran Hindu. Dan bukan Telolet atau Trompet yang diharamkan Rasul.
Aktivitas itu Om Telolet Om itu adalah aktivitas yang dilakukan oleh anak kecil sejak 6 tahun silam. Dan hal itu bermula di daerah Solo dan Wonogiri.
Anak-anak itu memang sensitif dengan bunyi, karena mereka merasa lucu terhadap bunyi klakson Bus yang selalu melintas di daerah mereka. Lalu mereka melakukan aksi Om Telolet Om itu.
Anak-anak itu adalah pelajar SD dan SMP. Mereka menanti Bus-Bus lewat dan mengacungkan jari agar Om-Om itu membunyikan klaksonnya.
Karena merasa kurang oke pake jari, maka mereka menambahkannya dengan menuliskannya pada kertas atau sejenisnya kalimat Om Telolet Om.
Dan anak-anak itu menyiapkan HP kamera mereka untuk merekam moment tersebut. Dan setelah berhasil direkam, mereka akan saling memperlihatkan hasil rekaman mereka tentang bunyi klakson tersebut. Dan itu dianggap lucu oleh mereka.
Udah, gitu aja sebenarnya. Cuman karena ada yang juga merekam aksi mereka, lalu disebarin ke Youtube dan ditonton oleh banyak orang dewasa, jadi deh orang dewasa yang ikut-ikutan berperilaku kekanak-kanakan.
Hal seperti itu sebenarnya ku fahami, karena memang waktu kecil saya dan kawan-kawan juga kaya gitu. Cuman bedanya antara saya da kawan2 dengan mereka.
Anak2 itu menanti Klakson dengan menggunakan kata Om telolet Om, sedangkan kami duduk dibibir jalan sambil menanti Truk-Truk besar yang membunyikan klaksonnya dengan suara tinggi. Dan bunyi klaksonnya bukan Telolet, tapi Teng..Tengnggg...(bayangkan suara truk yang gede, anda akan faham maksud saya, kecuali anda emang orang gunung yang tidak tahu mana bunyi angkot dan mana bunyi Truk2 raksasa)
Tapi bukan hanya bunyi klakson Truk yang kita nanti, namun jika ada orang yang naik atau baru pulang dari ibadah haji, kemudian lewat dengan rombongan mobil yang dihiasi. Maka kami akan sambil berteriak histeris, Orang Naik Haji eee.....Orang Naik Haji eeee...(sambil menggoyang kepala ke kiri dan kanan sedangkan kedua tangan kami berada di kedus pipi kami.)
Bahkan bukan hanya itu, kami juga membuat sebuah meriam yang berbahan dari sebatang bambu besar yang kemudian kami sebut dengan istilah MERIAM BAMBU. Dengan menggunakan garam, minyak tanah, dan api. Lalu ketika ada Bus-Bus besar lewat, maka akan kami tembakkan ke Bus-Bus tersebut.
Bukannya mengeluarkan misil yang kemudian menghancurkan Bus, tapi hanya mengeluarkan Bunyi dan asap yang berasal Meriam Bambu tersebut. Dan kami tertawa dan bangga jika Meriam itu mengeluarkan bunyi yang besar.
Itulah beberapa kisah yang mengiringi generasi kelahiran 90an seperti kami. Dan Om telolet Om itu adalah salah aktivitas yang menurut saya wajar bagi anak kecil.
Yang menjadi masalah itu kalau orang dewasa juga ikut2an. Menurut saya itu mentalnya terlalu OVER. atau istilahnya itu Labilisasi Mental. 😂
Dan yang paling parahnya itu kalau langsung disebut pendangkalan Aqidah, itu yang ngomong bukan hanya gagal paham. Tapi Over Paranoid.
Sampe Wikipedia pun ikut-ikutan menyebutnya sebagai Ibadah hindu dan yahudi. Itu Alay bin Lebay ala situs Wiki. Mungkin karena Wikipedia kebanyakan memuat teori, jadi teori cocoklogi itu dipake sama dia. 😁😁
Sudahlah, ga usah asal ngomong pendangkalan Aqidah, cukup faham saja itu permainan anak2. Cuman memang perlu dicegah, jangan sampai anak2 terlalu over sehingga membahayakan diri mereka di jalanan.
Dan media juga tidak usah Over Lebay, fokus saja pada kasu TANGKAP AHOK. Dan jadi artis juga ga usah Lebay, hal ga guna gtu dibesar-besarin. Orang sakit mental itu adalah ia yang memandang sesuatu yang ga guna seakan menjadi sesuatu yang wow dan luar biasa. Padahal biasa saja.
Dan jika ingin berbicara tentang pendangkalan Aqidah, maka sampaikan saja yang sudah jelas.
Mengucapkan Om Sok Taw, selamat natal, tahun baru, topi natal, trompet, dan berbagai macam atribut natal itu jelas HARAM.
Udah, Sebarin itu aja. Oke..😉😉😉
Tidak ada komentar:
Posting Komentar