Selasa, 18 Oktober 2016

Aktivis HTI (S2) VS 5 Mahasiswa S3 UIN Malang, 2016.



Saya banyak mempunyai teman dengan berbagai ideologi politik, mulai dari yang ingin Aceh Merdeka, Papua Merdeka, Pejuang Khilafah Islamiyah (HTI), pejuang diktator proletariat (komunis). Tidak jarang dalam beberapa momen seperti ngopi pagi, makan siang, makan malam terjadi diskusi bahkan debat yang keras. Berikut saya turunkan sebuah catatan yang lumayan panjang yang kebetulan diskusi terfokus pada isu khilafah HTI. Catatan ini sebenarnya berbentuk perdebatan, namun saya kemas menjadi semacam wawancara yang hanya fokus kepada jawaban kader HTI. Silahkan disimak untuk memahami bagaimana itu HTI. A adalah saya dan teman-teman, dan HTI adalah kader HTI.

A : Bernegara itu bukan bagian dari Rukun Iman, jadi mau percaya sama khilafah atau demokrasi sama saja.
HTI : Dia bukan bagian dari iman. Tapi jika beraqidah Asy’ariyah, maka harus membuang demokrasi.

A : Apa itu aqidah Asy’ariyah?
HTI : Aqidah Asy’ariyah yang kupelajari sejak SD dikatakan bahwa iman itu adalah yang diucapkan dengan lisan, diyakini dengan hati, dan dibuktikan dengan amal perbuatan. Dan terkait NU dan Muhammadiyah, dari kalangan ulamanya tidak menafikkan bahwa khilafah adalah ajaran Islam. Bahkan jika merujuk pendapatnya Imam Nawawi, maka khilafah wajib ditegakkan.

A: Lebih penting iman atau khilafah?
HTI: Memperjuangkan Khilafah adalah konsekuensi logis dari keberimanan kita kepada Allah.

A: Saya masih mencintai indonesia dan pejuang2nya
HTI: Memperjuangkan Khilafah adalah wujud nyata kecintaan kita kepada Indonesia dan para pahlawannya. Sebab tujuan para pahlawan mengusir penjajah adalah agar melepaskan diri dari penjajahan dan hegemoni mereka.

A: Saya tetap pada keyakinan dasar, seorang muslim itu harus menjalankan 5 rukun islam, 6 rukun iman dan ikhsan.
HTI: Salah satu rukun iman adalah mempercayai al Qur'an. Maka wajib bagi setiap muslim menjalankan segala aturan yg ada di dalamnya.

A : Islam Totalitas itu tidak harus model khilafah HTI kan?
HTI : Jika ada sistem yang bisa menerapkan Islam secara totalitas selain khilafah, maka saya ikut itu. Tapi mungkin bisa diberikan ma’lumat, sistem apakah itu...? Demokrasi jelas gagal total. 

A: ngomong aja gagal total tapi hidup disini juga..keluar sana cari negara yg gak gagal total.
HTI: Demokrasi sistemnya orang Kafir. Sedangkan Indonesia mayoritas muslim. Mungkin akan lebih baik jika pengagum Demokrasi keluar dari Indonesia. 😬😬😬

A: tros kalau pengagum khilafah ada di sini, mau di apain negara ini?
HTI: Mau diusahakan agar menegakkan Khilafah dan membuang Demokrasi.

A: Sama dengan Bang Salam pakai baju buatan orang kafir. Sedangkan Bang Salam, muslim. Mungkin lebih baik Bang Salam ga usah pakai baju. Apa ya demikian?...
HTI: Alhamdulillah Islam tidak anti produk2 orang kafir seperti Pakaian, tekhnology dan lain2.

A: kalau gak anti produk kafir, demokrasi itu produk kafir. gimana toh....?
HTI: Beda aturan dengan benda.
Kalau aturan, Islam sudah punya. Ga butuh Demokrasi.

A: Dia hdup dalam tirani demokrasi, sementara menginginkan khilafah?
HTI: Ini yang disebut dengan memberontak dari penyebab kerusakan.

A : Apakah khilafah dan demokrasi bisa berdampingan?
HTI : Khilafah dan demokrasi memiliki aqidah yang berbeda, dan mustahil disandingkan. Dan substansi demokrasi adalah menolak aturan Allah. Sedangkan khilafah mengharuskan aturan Allah mengatur seluruh urusan negara.

A: Bagaimakah keberadaan teman2 khilafah di negara demokrasi?
HTI: Keberadaan kita di Negeri ini mutlak karena karunia Allah. Dan kita harus menyukurinya dengan berupaya menerapkan aturan-Nya.

A: Islam itu mudah, Knpa dipersulit ?
HTI: Kitalah yang mempersulit diri kita untuk memperjuangkan aturan Allah.

A: Jika khilafah tegak mau apa?
HTI : Kalau khilafah sudah tegak. Maka kita sudah bisa menghilangkan kemaksiatan secara total.

A : Kenapa khilafah gak mau dakwah nyata? Knp tidak mau dengan aceh sebagai daerah istimewa islam? Apa g capek selalu menyuarakan khilafah yang berujung pada tidak percaya pemerintahan
HTI : Khilafah itu sistem yang dikendalikan oleh khalifah, bukan kelompok. Maka yang menjadi tugas kita adalah mengangkat seorang khalifah, dan khalifah itu akan terangkat jika didukung umat dan ahlul quwwah. Maka kewajiban kita adalah berdakwah kepada umat dan ahlul quwwah.

A : loh, itu revolusi politik loh....apakan TNI dan rakyat yg tidak sepaham akan diam? lalu perang saudara, itu yg diinginkan hti?
HTI : Dakwah yang dilakukan HTI hanya memahamkan, dan khilafah hanya akan ditegakkan jika para ahlul quwwahnya dengan sukarela mau menegakkannya.

A : Perjuangan HTI tidak penting
HTI : Kita perlu mengasihani diri kita jika kita menganggap bahwa ada hal yang lebih penting dari syariat Islam. Memperjuangan khilafah adalah konsekuensi logis dari keberimanan kita kepada Allah.

A : Perjuangan Aceh dan Papua untuk merdeka lebih kongkrit.
HTI : Apalah artinya merdeka jika tidak menganggap Syariah sebagai sesuatu yang sangat penting dalam hidup kita.

A : Khilafah hanya produk pemikiran.
HTI : Kalau hanya sebagai pemikiran, maka kita telah menolak  sejarah peradaban Islam sebagai sebuah entitas yang telah berjasa membawa Islam hingga ke Nusantara, dan itu disebut durhaka kepada peradaban Islam.

A: tros...kalau khilafah tidak berasil di wujudkan....bagai mana?
HTI: Bisa diwujudkan atau tidak, tugas kita cuman menyampaikan dan berusaha.

A : HTI munafik, menikmati alam demokrasi sambil menolaknya.
HTI : Munafik itu jika menghirup udara secara gratis dari Allah dan makan dari rizki yang diberikan Allah tapi tidak mau berupaya menerapkan aturan Allah.

A: loh kok main justifikasi paling merasa menegakkan syariat?
HTI: Bukan paling merasa Pak, cuman mengingatkan agar bersama memperjuangkan syariat. Cuman kadang diperlukan pernyataan yg memberi penegasan.

A: Munafik itu jika menghirup udara secara gratis dari Allah dan makan dari rizki yang diberikan Allah tapi tidak mau beruapaya menerapkan aturan Allah. Apakah statemen ini kesimpulannya mau mengatakan yang lain tidak islami, kafir, karena tidak sevisi hti?
HTI: Ini stetmen sebagai penyadaran bahwa kita semua memang menikmati segala sesuatu dari Allah. Dan menjadi tidak wajar jika kita tidak berupaya menjalankan perintahnya.

A : HTI bertopeng mencintai Indonesia padahal ingin menghancurkan Indonesia.
HTI : Heheheh....bukan bertopeng Pak, tapi memang karena kemurnian cinta yang menginginkan agar Indonesia keluar dari hegemoni penjajah.

A: Perjelas saja, katakan saja kami mau bubarkan indonesia. jelas kan...jadi enak perang fisiknya.
HTI: Bukannya membubarkan, tapi ingin memperbaiki agar kita lebih bebas dalam menjayakan negeri kita.

A : HTI dibiayai Amerika?
HTI : Alhamdulilah Amerika menjadi musuh utama kita, maka aneh jika menerima dana dari mereka.

A : HTI munafik dalam menyikapi demokrasi.
HTI : Khilafah bertentang dengan demokrasi, tapi tidak dengan Pancasila.

A : Aneh, menolak demokrasi tapi tidak menolak Pancasila, padahal Pancasila menganjurkan demokrasi.
HTI :..................(tidak ada jawaban) ..................
A : Berapa AK 47 yang HTI punya untuk perang menghancurkan NKRI?
HTI : Tidak punya.

A : Kembali kepada tidak ada dalam sejarah politik dan pendirian negara tanpa adanya korban jiwa, perang adalah keniscayaan.
HTI : Sebenarnya ada, yaitu ketika Rasulullah menegakkan peradaban Islam di Madinah. Dan itu yang dicontoh HTI dalam prosesnya. Semoga bisa dicapai sebagaimana mestinya. Olehsebab itu, dakwah HTI tanpa kekerasan sebagaimana dakwah Rasul dan Sahabat sebelum Islam tegak di Madinah.

A : Lalu bagaimana anda memposisikan Nabi sebagai Jenderal Perang?
HTI : Nabi menjadi Jenderal setelah menegakkan peradaban Islam di Madinah. Sebelum itu beliau dan para sahabat masih sebatas kelompok dakwah. Itu yang saya faham dari perjalanan dakwah beliau.

================== Diskusi terhenti ========================

NB: Jawaban HTI adalah otentik sebagaimana yang disampaikannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar