Rabu, 14 Desember 2016

Khilafah itu Nashrullah

Tidak harus menanti semua Muslim bersatu untuk tegaknya Khilafah. Tapi Khilafahlah yang akan menyatukan umat Muslim se-dunia.

Tegaknya Khilafah itu seperti hendak mengerjakan shalat berjama'ah. Semua jama'ah macam-macam aktivitas mereka. Ada yang sibuk sunnah, sibuk baca Qur'an, sibuk cerita, sibuk lihat-lihat pemandangan dan macam-macam.

Tapi ketika sudah diumumkan(iqomah) bahwa sholat segera didirikan dan Imamnya telah diangkat, maka bersatulah semua jama'ah dalam satu akitivitas.

Dan kalau orang yang bergerak dalam politik nasional dan internasional, maka ia akan memahami bahwa memang politik dunia sedang mengalami perubahan. Dan perubahan itu sedang menuju pada tegaknya Khilafah Islam.

Kalau orang yang biasanya berpikir politik praktis dalam ranah demokrasi, maka tidak akan mampu memahami perubahan yang terjadi itu. Dia hanya akan fokus membidik pada masalah yang ada pada umat.

Tapi itulah fakta sejarah. Raja Persia dan Hiraklius baru kaget setelah diberi surat bahwa telah ada sebuah negara baru di Jazirah Arab. Dan mereka sebelumnya tidak tahu bahwa sedang terjadi perubahan secara global. Dan itu dimulai oleh bangsa Arab khusus di Madinah.

Begitu pula dengan Khilafah kelak. Seluruh dunia akan kaget setelah adanya pengumuman bahwa Khilafah 'ala minhajin nubuwah telah tegak di salah satu bagian negeri Muslim di dunia.

Kita lihat saja apa yang akan terjadi ke depan. Yang jelas Allah sudah menyampaikan ciri-ciri hal tersebut.

Dan tegaknya Khilafah adalah murni Nashrullah. Bukan teka-teki logika ala matematika. Walau pun perjuangan ke arah sana penuh perhitungan yang matang dan bisa dijangkau akal.

Anda selangkah lebih maju jika memahami An-Nur ayat 55, dan korelasiya dengan realita komtemporer.

Wallahu a'lam...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar