Sabtu, 17 Desember 2016

"PENJAJAHAN YANG SEMAKIN MENJADI, DENGAN BANTUAN ANAK NEGERI"

Pagi ini, aku nonton berita di METRO TV seperti nonton Lawakan para Artis. Pemainnya para penguasa negeri dengan tema seputar "Ekonomi", yang dibahas tentang fluktuasinya mata uang negara dimana saat ini telah menembus angka 12.500 hingga 12.850 rupiah/dolar Amriki.

Ini sebenarnya salah satu malapetaka di bidang ekonomi, tapi pak JOKOWI bilang, "tidak perlu kuatir, fundamental ekonomi kita kuat". Nach,,,yang ini nih pernyataan pertama yang membuatku ketawa ketiwi. ingat ya frase kata "Tidak Perlu Kuatir".

Lalu pak wakil presiden bilang "ambil positifnya saja, karena dengan jatuhnya mata uang rupiah. kita bisa ekspor besar-besaran", yang ini juga yang membuat terlihatnya gigi manis ku. hahahaha.....

Kemudian aku kaitkan dengan pernyataan pak mantan presiden, SBY. dia bilang gini "Nilai tukar rupiah kita saat ini ditentukan oleh faktor "supply-demand", kebijakan moneter bank sentral AS & juga spekulasi pasar". Paham supply-demand kan....? kalau tidak tahu monggo ditanyakan oke.

Saya mencoba menanggapi beberapa pernyataan para petinggi di atas, pak Jokowi itu menurut ku terlalu hebat, saking hebatnya, ia begitu mudah mengeluarkan kata yang seakan terlalu menggampangkan sesuatu. Dia boleh bicara sepert itu, tapi soal mata uang yang jatuh itu bukan perkara sulap bim sala bim. 

Mengapa...? 
Karena mata uang yang dipake oleh negeri ini, adalah mata uang yang terikat dengan sistem kapitalisme global saat ini. 

Apa hubungannya...?
Hubungannya adalah, bahwa penggunaan mata uang yang ada sekarang ini, yaitu alat yang digunakan oleh penjajah, terutama Amerika dan dunia Eropa-Barat untuk menghabisi kekayaan sebuah negara.

Bagaimana caranya....? 
Caranya yakni dengan menjatuhkan mata uang suatu negara tersebut, karena dengan jatuhnya mata uang sebuah negara yang memiliki kekayaan alam. Maka hal itu dengan mudah dan secara murah untuk dibeli oleh negara-negara penjajah selaku penentu dari kebijakan moneter atau mata uang dunia. 

Hal ini selaras dengan pernyataan SBY di atas. Jadi, ungkapan pak wakil presiden di atas, telah memberi indikasi kepada kita bahwa kekayaan alam negeri ini akan semakin gencar untuk dilakukan pengeksporan ke luar negeri dengan harga yang sangat murah. Sementara ketika negeri ini akan melakukan impor atau membeli barang-barang dari luar negeri, maka harga yang akan kita keluarkan adalah dengan harga setinggi langit. 

Mengapa....?
Karena mata uang kita tidak laku di pasaran dunia internasional. Jadi analoginya seperti ini, ada orang kayanya indonesia yang akan ke luar negeri dengan membawa se-koper uang 100an ribu dengan jumlah 1 milyar. Maka walau sebanyak itu, ketika ia berada di negara lain, uang rupiah itu tidak akan laku, karena negara-negara lain tidak mengenal rupiah di negerinya. Nach,,oleh karena itu, sang pemilik harta  harus menukarkan uangnya terlebih dahulu sebelum pergi ke luar negeri. 

Lalu bagaimana caranya agar uang tersebut dapat ditukar sedangkan di dalam negeri tidak ada uang dolar atau yang semisal...? 
Nach, agar negeri ini memiliki uang dolar sebagai alat penukarnya dan agar warganya bisa keluar negeri, maka harus mendatangkan dolar ke dalam negeri terlebih dahulu. 

Bagaimana caranya...? 
Caranya yaitu dengan menjual sumber daya alam negeri ini ke penjajah dengan harga murah agar recehan-recehan dolar itu masuk ke Indonesia. 

Mengapa harus pake SDA...?
Lah maunya pake apa...? Mau pake Pisang goreng? pisang epe? Onde-onde.. ? atau Tape..? atau Ape..? Ya tidak ada yang lain.

Yang membuat rakus para penjajah itu kan kekayaan negeri ini. Jadi, hanya dengan sumber daya alam (SDA) agar dolar-dolar itu bisa masuk. Karena dengan kekayaan dan kejayaan yang mereka peroleh, itu dapat mewujudkan salah satu misi mereka di dunia ini, yaitu MENJAHILIYAHKAN KEMBALI UMAT MANUSIA dengan MENYERANG UMAT ISLAM DAN AGAMANYA.

Jadi, pernyataan pak Jokowi, pak Kalla dan pak SBY, semunya anda sudah bisa pahami. 
Wallahu a'lam...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar