Rabu, 23 November 2016

"Hakikat mencintai Ayah, dan sang Suami bagi yang telah Menikah"

Ada satu hal yang terkadang sering ku fikirkan, yakni tentang saudari2 ku muslimah karena "Hijab Syar'i" belum mereka kenakan.

Entah apa yang membuat mereka seakan begitu terberatkan, jika "Hijab Syar'i" di tubuh mereka pakaikan.

Tapi yang membuatku merasa kasihan adalah, mereka tak sadar jika dosa terus bergelimang selama "Hijab Syar'i" belum mereka kenakan.

Sering ku dengar, dari lisan mereka lontarkan sebuah kalimat yang sebenarnya telah menjadi alat bagi Syaiton agar mereka terus tersesat dan semakin menjauh dari ketaatan.

Yakni satu kalimat yang tak asing lagi di telinga semua orang "yang penting itu mengHijab Hati, bukan mengHijab kepala dan body."

Itulah sedikit kalimat singkat dari mereka, singkat tapi telah sukses menyesatkan para muslimah dalam kondisi kejahilan.

Mereka tidak menyadari bahwa kalimat yang telah diucapkan sebenarnya menyinggung diri yang telah melakukan kemaksiatan.

Tidak menutup hati itu kemaksiatan, tapi tidak mengHijab diri juga dosa yang tak terbantahkan.

Mereka mungkin shalat, puasa, zakat dan bahkan mungkin telah umroh ke masjidil haram. Tapi ia terus bergelimang dosa selama auratnya belum terHijab.

Jika ia muslimah namun belum menikah, maka bukan hanya dirinya yang bergelimang dosa, tapi sang ayah yang di cinta ikut merasakan pahitnya dosa karena sang anak yang tidak taat pada Allah.

Namun jika ia muslimah yang telah berkeluarga, maka bukan pula hanya dirinya yang kan bergelimang dosa akibat Hijab tak dipakainya, tapi sang suami yang mungkin katanya sangat di cinta juga akan ikut bermandikan pahitnya empedu dosa karena sang istri yang tak taat pada Allah

Maka "Hakikat mencintai Ayah, dan sang Suami bagi yang telah Menikah" adalah menaati Allah dengan berHijab, salah satunya agar sang ayah yang dicinta, dan sang suami yang tampan rupa tidak ikut bergelimang DOSA.

So, Berhijablah wahai muslimah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar