Senin, 16 Januari 2017

TIBA-TIBA DIA INBOX AKU TENTANG MENIKAH DENGAN PRIA YANG TAK LAGI MENCINTAINYA.

Kebanyakan wanita merasa bahagia saat pacaran karena belum merasakan pedihnya musibah zina. Tapi ketika ia merasakannya, maka ia akan merasa bahwa kiamat telah terjadi padanya.

Silahkan pacaran de', tadi siang baru saja ada yang inbox padaku bahwa si wanita telah melakukan aborsi. Dan saat ini penyakit akibat aborsi tersebut belum juga sembuh, sedangkan sang pacar berkata padanya bahwa ia tak lagi mencintainya.

Tapi mau bagaimana lagi, kedua keluarga besar telah mengetahuinya, dan hal itu telah mempermalukan keluarga mereka. Dan wanita karena tidak mau merasa malu lebih dalam lagi, maka ia pun memaksa pria kurang ajar tersebut untuk menikahinya.

Namun apalah daya, pria itu ngotot berkata bahwa ia tak lagi mencintainya. Anehnya, bagaimana bisa segampang itu ia berkata bahwa ia tak lagi cinta, sedangkan ia telah meniduri si wanita hingga menghasilkan seorang bayi yang dibunuh oleh keduanya.

Mereka telah berzina sekaligus menjadi pembunuh setelah aktivitas zina yang mereka lakukan memperoleh hasilnya.

Tapi itulah nafsu wahai pemirsa. Dan sebenarnya tidak ada seorang pria yang ketika ia memacari seorang wanita sebab ingin menikahinya, TIDAK ADA. Yang mereka inginkan adalah hanya karena ingin memuaskan hawa nafsunya. Dan nafsu itu macam-macam adanya.

Ada nafsu karena ingin berbincang-bincang lama dengan si wanita agar sang pria tidak merasa hampa, atau paling tidak bisa menghilangkan gengsi yang seakan tidak ada seorang pun wanita yang suka. Biar PD aja gtu bahwa dirinya masih disukai oleh wanita.

Dan ada juga nafsu karena ingin memuaskan hawa nafsu agar bisa bersentuhan lanbsung dengan seorang wanita yang mulus kulitnya. Cantik rupanya, lurus rambutnya, dan mirip gitar spanyol bodynya. Pokoknya nafsu itu menuntut agar menjamah body yang aduhai itu.

Dan ketika para pria itu mereka telah terpuaskan, maka sang wanita akan ditinggalkan. Karena memang hal itu sudah bukan lagi rahasia di kalangan pria bahwa pacaran masa kini itu adalah menginginkan tubuh seorang wanita, bukan karena ingin menikah.

Seorang pria jika ingin menikah, maka dia tidak akan menunggu lama untuk berlarut-larut dalam hubungan tanpa status yang jelas. Fikiran seorang pria yang telah ingin menikah adalah bukan semata karena ingin melepaskan libidonya, tapi karena ingin membentuk sebuah bahtera yang bernama rumah tangga. Oleh karena itu ia tidak akan pernah berlama-lama dalam pacaran.

Tapi sekali lagi, bagi pria yang sudah nyata belum siap menikah, maka percayalah padaku wahai wanita, engkau hanya akan menjadi bahan permainannya. Yakni menjadi game yang bernama wanita. Dan yang namanya game, sang pemain akan terus berusaha menang dari permainan itu. Dan bentuk kemenangannya adalah dapat memuaskan perasaan syahwatnya hingga mencapai puncak yakni menjamah tubuh si wanita.

Tapi begitulah yang namanya pacaran. Karena wanita itu sudah pernah aborsi, dan pihak keluarga telah mengetahui aib itu. Si wanita kemudian memaksa agar pria tersebut menikahinya. Karena si pria telah terlanjur menjamah kehormatannya hingga memiliki seorang bayi yang teraborsikan olehnya. Sedangkan si pria tak lagi tertarik padanya.

Pria itu bertindak persis dengan apa yang dilakukan oleh seseorang ketika sedang berpuasa. Saat seseorang berpuasa, terutama ketika ia berada di waktu sore harinya, ia kemudian berjalan-jalan lalu melihat ada banyak jenis makanan dan minuman berjejeran yang diperjual-belikan. Maka ia begitu bersemangat ingin membeli semua makanan itu.

Kemudian ia membeli sesuai dengan keinginan matanya, tapi setelah ia berbuka, meneguk air sampai tiga kali, makan sedikit kurma atau sepiring cendol, tiba-tiba ia merasa telah kenyang dan tidak lagi tertarik dengan gorengan2, pisang ijo, nasi kuning, nasi goreng, bakso, soto, dan macam2 makanan yang telah dibelinya. makanan2 tersebut ditinggal. Dan seandainya makanan2 itu bisa bicara, mereka akan berteriak sekeras-keranya san memaksa orang yang telah terlanjur membeli makanan tersebut agar dimakan dan dihabisinya, sangat mirip.

Demikianlah kasus perzinahan yang terjadi pada kedua pasangan itu. Sang wanita telah terlanjur dirusak, dan karena ia bukan makanan, maka ia memaksa pria tersebut agar menikahinya.

Itulah sedikit kisah dari seseorang yang telah meng-inbox-ku kemarin siang.
Bagaimana wahai para wanita, masihkah engkau ingin pacaran...?

Saudaramu, Salam el-Fath, 17 Januari 2017.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar