Saat ini umat
manusia di seluruh dunia mengenal yang namanya tahun baru MASEHI,
terutama manusia yang ada di negeri ini. Dan setiap pergantian tahunnya
selalu menjadi momentum perayaan tahun baru di seluruh dunia. Entah
sejak kapan perayaan tahun baru tersebut berlangsung di negeri ini. Itu
yang cukup mengganggu alur berfikirku.
Jika aku telusuri sejak
saya lahir, maka perayaan seperti ini yang ku tahu tidak pernah
berlangsung meriah kecuali sejak awal abad 21 ini. Karena seingatku
ketika pertelevisian Indonesia baru sebatas TVRI dan METRO TV, tidak ada
itu yang bernama perayaan tahun baru masehi.
Namun bukan itu
yang akan ku bahas dalam tulisan ini, tetapi yang ingin ku sampaikan
adalah terkait dengan sejarah munculnya perayaan tahun baru MASEHI, yang
kemudian juga ingin sedikit ku sampaikan sejarah Tahun baru HIJRIYAH
nan ISLAMI.
Jika diperhatikan dari sejarah munculnya perayaan
tahun baru masehi, maka awal tahun baru masehi ditetapkan oleh RAJA
ROMAWI 46 sebelum masehi. Dimana saat itu penyembahan terhadap DEWA-DEWA
dilakukan oleh bangsa ROMAWI. Dan pada hari itulah perayaan tahun baru
dikenal oleh bangsa manusia di muka BUMI, khusus bangsa yang berada di
bawah kekuasaan kekaisaran Romawi.
Perayaan ini disemarakkan
dengan peniupan terompet dan pembunyian serinai, dimana benda-benda ini
digunakan sebagai alat ritual bangsa NASRANI dan YAHUDI. Inilah sejarah
singkat perayaan tahun baru masehi yang diperingati pada tanggal 1
Januari. Dan jika hal ini diikuti oleh umat Islam, maka secara sadar
bahwa mereka menjadi orang-orang yang membebek atau ikut-ikutan terhadap
perayaan ibadah kaum Yahudi dan Nasrani.
Sedangkan Tahun baru
HIJRIYAH, jika kita melihat dari sejarah penanggalannya, maka kita akan
peroleh pemahaman bahwa hal ini ditetapkan oleh KHALIFAH UMAR BIN KHATAB
sang PEMIMPIN MUSLIM DUNIA setelah NABI MUHAMMAD SAW. dan ABU BAKAR as
SIDDIQ. Penetapan awal tahun baru HIJRIYAH dilakukan berdasarkan pada
awal mula hijrahnya sang NABI SAW dari Mekkah menuju Yatsrib (Madinah).
Dan hijrahnya sang NABI SAW beserta sahabat-sahabatnya adalah
dikarenakan bahwa pada hari itu adalah awal permulaan diberlakukannya
SYARIAT ISLAM secara menyeluruh di permukaan Bumi, dan hal ini diawali
oleh negeri Madinah (Yatsrib). Maka dari sanalah ISLAM tersebar
keseluruh permukaan Bumi hingga negeri INDONESIA ini.
Oleh karena
itu, satu hal yang wajib kita ketahui sebagai umat Islam ialah, bahwa 1
Muharram sebagai awal tahun baru HIJRIYAH adalah awal mula hijrahnya
sang NABI untuk menegakkan DAULAH ISLAM (NEGARA ISLAM). Dan setelah
terbentuknya sebuah negara di Madinah, maka agama ISLAM tersebar ke
seluruh penjuru dunia. Sebab ketika itu, Rasulullah mulai mengirim surat
kepada bangsa PERSIA dan ROMAWI, agar kedua peradaban ini dapat
menjadikan ISLAM sebagai agama resmi peradabannya dan menyampainkan
kepada rakyatnya agar mereka semua masuk ISLAM.
Kedua bangsa ini
adalah bangsa yang menguasai peradaban dunia ketika it, tetapi setelah
RASULULLAH sukses menegakkan NEGARA ISLAM di Madinah, maka kedua bangsa
itu takluk di bawah kekuasaan ISLAM. Dan saat itulah umat manusia mulai
terbebas dari peradaban jahiliyah yang menyembah kepada selain ALLAH SWT
lalu kemudian mereka berbondong-bondong menyembah ALLAH SWT.
Perayaan tahun baru masehi selalu dilakukan dengan FOYA-FOYA. Karena memang demikianlah budaya KAFIR PENJAJAH la'natullah...
Sedangkan tahun baru hijriyah selalu dirayakan dengan pawai umat Islam
khususnya di INDONESIA dalam rangka mengembalikan SYARIAT ISLAM agar
kembali diterapkan dalam mengatur kehidupan bernegara. Hal ini juga
dimotivasi oleh keinginan umat Islam untuk bersatunya umat Islam di
seluruh dunia, sebab itu adalah perintah dari ALLAH SWT.
Maka
sebagai makhluk yang berakal dan yang telah memeluk agama Islam, saatnya
kita harus memilih, taat pada ALLAH SWT atau mengikuti ajaran Yahudi
dan Nasrani..?!
Dan tidak ada perayaan yang paling baik kecuali
yang tidak bertentangan dengan ajaran ISLAM yang telah diridhoi oleh
ALLAH SWT pencipta alam semesta, manusia, dan kehidupan.
Semoga Bermanfaat
Saudaramu, Salam el-Fath.
Saudaramu, Salam el-Fath.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar